REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Praktisi branding Muhammad Rahmat Yunanda mengatakan citra ibu kota negara Jakarta lebih banyak negatifnya dibandingkan kesan positifnya.
"Jakarta merupakan kota dengan banyak citra. Sayangnya, citra yang kuat adalah citra negatif," kata Rahmat yang juga Direktur Utama Makna Informasi di Jakarta, Ahad (22/3).
Oleh karena perlu dilakukan upaya pencitraan ulang Jakarta, yang dimulai dari pencarian dan penguatan identitas ibu kota itu yang berdaya saing.
"Citra Jakarta lebih banyak dipersepsikan negatif. Warga kota merasakan langsung efek kesan negatif kesemrawutan kota ketika bepergian dan beraktivitas," jelas Rahmat.