Senin 23 Mar 2015 04:50 WIB

Lee Kuan Yew, Sosok Keras tapi Bijak di Mata Rakyat Singapura

Rep: C15/ Red: Indira Rezkisari
Kartu ucapan cepat sembuh diletakkan masyarakat Singapura di depan Singapore General Hospital tempat Lee kuan Yew dirawat sebelum akhirnya meninggal, Senin (23/3).
Foto: Reuters
Kartu ucapan cepat sembuh diletakkan masyarakat Singapura di depan Singapore General Hospital tempat Lee kuan Yew dirawat sebelum akhirnya meninggal, Senin (23/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Lee Kuan Yew terlahir dengan nama Harru Lee Kuan Yew pada 16 September 1923. Ia dikenal sebagai politisi Singapura. Ia merupakan perdana menteri pertama Singapura dan memimpin selama tiga dekade.

Lee Kuan Yew merupakan sosok negarawan Singapura. Ia terlibat pada kemerdekaan Singapura. Berbagai perjuangan diplomasi banyak dilakukan olehnya. Ia dikenal sebagai sosok yang keras namun bijaksana di kalangan rakyat Singapura.

Terlahir dari keluarga kaya raya di Cina tak lantas membuatnya gentar menghadapi kemerdekaan Singapura. Setelah perang dunia kedua, Lee menempuh pendidikan di Fitzwilliam College, Inggris. Ia mengambil jurusan hukum, dan pernah mempunyai law firm di Inggris. Setelah merasa cukup mempunyai bekal dengan latar belakangnya sebagai mahasiswa hukum, ia kembali ke Singapura untuk melakukan karier politiknya.

Seperti dikutip laman Biography, Lee merupakan salah satu nama dari deretan tokoh berpengaruh di dunia. Berbekal latar belakang pendidikan di Inggris, ia mampu memerdekakan Singapura dari koloni Inggris. 1950 menjadi tahun bagi Lee, karena ia dikenal sebagai pemuda yang antipemerintahan. Ia pun sempat mendirikan sebuah partai, dimana ia menjadi Sekertaris Jendral dari partai tersebut, Partai Aksi Rakyat.

Pada tahun 1955 akhirnya Singapura mendapatkan kemerdekaannya, dan melepaskan diri dari belenggu Inggris. Namun, untuk mencari kedaulatan Singapura tak berhenti sampai di sana, sempat terjadi kerusuhan sipil di Singapura, akhirnya Lee kembali ke Inggris untuk melakukan negoisasi pada 1957. Juni 1959 kemudian Singapura mengadakan pemilu nasional pertamanya. Partai Lee meraih kemenangan telak dengan mengambil 43 suara dari 51 suara parlemen yang ada.

Meski hingga akhir hayatnya ia menganut Agnostik, pria tiga orang anak ini dikenal sebagai tokoh perdamaian dan sebagai salah satu negosiator ulung. Selain itu, darah Cina yang mengalir padanya membuat dirinya juga dikenal sebagai pebisnis sukses.

Salah satu program unggulan Lee dan diakui oleh Internasional adalah sumberdaya air di Singapura. Puluhan tahun merdeka tidak serta merta membuat Singapura bisa hidup dengan makmur. Di awal kemerdekaan Singapura masih harus mengimpor air dari Malaysia. Pada 1975 akhirnya Lee memutuskan untuk menciptakan daur ulang air. Pada tahun yang sama, PBB akhirnya mendukung program singapura dengan Reklamasi Air.

Lee meninggal Senin (23/3), pukul 03.18 waktu setempat. Ia wafat setelah dirawat beberapa pekan di RS akibat pneumonia berat. Lee meninggal pada usia 91 tahun.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement