REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat pasar uang Farial Anwar mengatakan kerusakan mesin pencetak uang tidak berpengaruh pada pelemahan Rupiah. Hal ini menanggapi pernyataan anggota DPR, Sufmi Dasco Ahmad yang menyatakan itu menjadi penyebab langkanya Rupiah dan berdampak pada pelemahannya.
"Nggak ada hubungannya karena Rupiah melemah bukan karena suplai Rupiah yang tidak ada," kata Farial saat dihubungi ROL, Selasa (24/3).
Menurutnya, ketersediaannya yang menurun tidak berdampak pada persoalan menguatnya Dollar. Sebab justru melemahnya mata uang Indonesia karena suplai dolar AS yang justru menurun. Padahal permintaannya sendiri meningkat.
Ia mengungkapkan mata uang Indonesia melemah karena mengalami tekanan dari faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yaitu perkembangan ekonomi di Amerika yang meningkat.
Selain itu di faktor internal permintaan dolar AS meningkat karena kebutuhan impor lebih besar dari ekspor. Jadi membutuhkan dolar AS lebih banyak sedangkan ketersediaannya hanya sedikit.
Sebelumnya, pada sidang paripurna DPR Senin (23/3) lalu, Sufmi mengutarakan merosotnya nilai tukar mata uang nasional belakangan lantaran ketidakmampuan percetakan uang negara memenuhi permintaan Bank Indonesia (BI) soal kebutuhan uang. Kelangkaan ini akibat kerusakan mesin pencetak Rupiah.