REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), KH Masdar Farid Mashudi menilai Indonesia merupakan negara yang memiliki peran cukup besar dalam pengembangan agama. Di dunia ini, terdapat 56 negara Islam namun semua negara belum menemukan kata sepakat untuk memilih negara sebagai pemimpin Islam.
"Namun, semua negara memperhitungkan Indonesia. Sebab, negara ini paling layak menjadi pemimpin, jumlah penduduk cukup banyak, bahkan wilayahnya sangat luas,"paparnya, Selasa Malam.
Masdar menegaskan, melakukan jihad bukan berarti harus berperang dan membunuh karena itu jika ada warga atau pengikut Nadhiyin yang ingin melakukan jihad mereka bisa melakukannya di lingkungan sekitarnya dengan menjadi pribadi baik.
"Tak ada tempat jihad lagi dengan mengangkat senjata dan membunuh orang lain. Jihad itu bisa dilakukan dimana saja. Termasuk di lingkungan sekitar," paparnya.
Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Abdul Wahid Tahir mengatakan, melalui diskusi pihaknya berharap masyarakat, Indonesia, khususnya di Sulsel tak terjebak dalam pusaran isu dan paham agama yang menyesatkan.
Wahid mengatakan, saat ini banyak kelompok masyarakat menggunakan label agama, khususnya Islam ingin menghacurkan keutuhan NKRI. Untuk itu, Kementerian Agama terus melakukan pendekatan, termasuk melakukan pembinaan kepada semua ummat beragama, khususnya organisasi itu sendiri.
"Saat ini, kami telah membentuk forum kerukunan ummat beragama. Termasuk melakukan pendirian rumah ibadah dengan berbagai kegiatan sosial," paparnya.