REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Ribuan butir peluru tak bertuan ditemukan di lokasi proyek pengembangan Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin, Rabu (25/3). Penemuan itu melengkapi 198 butir peluru yang sebelumnya ditemukan Satuan Reserse Kriminal Polresta Banjarmasin.
"Saat kami olah tempat kejadian perkara di proyek tersebut polisi kembali menemukan peluru dengan jumlah yang banyak dan belum diketahui siapa pemilik peluru itu," ucap Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Drs Wahyono MH di Banjarmasin, Rabu.
Ia mengatakan, dari data Satuan Reserse Kriminal, total peluru yang kembali ditemukan sebanyak 1.203 butir. Ribuan peluru itu diduga masih aktif.
Saat ini ribuan peluru tersebut diamankan di Satuan Reserse Kriminal Polresta Banjarmasin guna proses lebih lanjut dalam penanganan ke depannya. "Kasus temuan ribuan peluru itu akan terus dikembangkan dan proyek rumah sakit tersebut untuk sementara dilakukan penutupan guna penanganan lebih lanjut," ucapnya usai mendatangi tempat kejadian temuan peluru itu.
Pada Selasa (24/3) sore sekitar pukul 17.00 Wita piket Reskrim menerima serahan peluru sebanyak 119 butir. Dari serahan itu piket Reskrim langsung mendatangi tempat kejadian di proyek pengembangan pembangunan Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin yang berlokasi di Jalan Pangeran Antasari Banjarmasin Tengah.
Saat mendatangi tempat kejadian dan melakukan pencarian serta penggalian tanah di proyek tersebut, anggota piket Reskrim menemukan kembali peluru-peluru aktif. "Total peluru seluruhnya berjumlah 198 butir peluru kaliber 9 mm dan satu butir peluru ukuran 5,56 mm," tutur orang nomor satu dijajaran Polresta Banjarmasin itu.
Terus dikatakan atas temuan 198 butir peluru aktif itu Polresta Banjarmasin langsung melakukan koordinasi dengan Komandan Kodim 1007 dan Komandan Detasemen Polisi Militer Banjarmasin. "Semua peluru masih dalam keadaan aktif dan merupakan peluru standar TNI. Untuk peluru kaliber 9 mm itu untuk senjata pistol jenis FN dan satu peluru kaliber 5,56 mm itu untuk senapan jenis M16," ucap pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya itu.
Hasil pemeriksaan sementara terhadap saksi diduga peluru sebanyak 198 butir ukuran 9 mm dan satu butir ukuran 5,56 mm itu merupakan peninggalan zaman dahulu.