REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR -- Informasi mengenai latihan militer gabungan TNI yang akan dilakukan di Poso akhir pekan ini, disebut-sebut untuk menindaklanjuti pergerakan ISIS di daerah tersebut. Namun hal ini langsung disanggah oleh Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI Bachtir.
Menurut Bachtiar, pemilihan Kabupaten Poso sebagai tempat latihan pasukan pemukul reaksi cepat (PPRC), karena kawasan tersebut memang mempunyai letak geografis yang sangat baik untuk menggelar latihan militer.
"Disana lokasi ada gunung, darat, dan laut. Medannya juga cukup berat jadi cocok untuk dijadikan tempat latihan militer sesungguhnya," ujar Bachtiar, Kamis (26/3).
Dia juga menjelaskan bahwa keadanan di Poso sejauh ini masih terpantau tertib. Belum ada indikasi pergerakan dari teroris asuhan Santosa. Selain itu mengenai perekrutan dan isu ISIS yang mulai banyak bergerak ke Poso, Bachtiar menjelaskan, hal itu sejauh ini belum ada informasi terkait.
Meski demikian, pasukan TNI tetang melakukan pantauan jika memang ada pergerakan di kawasan Poso maupun perbatasan Sulawesi Tengah dan Selatan Selatan. Salah satu yang dicermati intel TNI adalah ceramah-ceramah di sekitaran masyarakat. Pasalnya bisa saja aliran radikal muncul dari ceramah seperti itu.