REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM- Perhatian pemerintah daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) terhadap guru ngaji di pondok-pondok pesantren masih kurang maksimal. Ini terlihat antara lain dengan minimnya program bantuan langsung yang diterima oleh guru ngaji tersebut.
Ketua Komisi V bidang Kesejahteraan dan Pemberdayaan Perempuan, DPRD NTB, Wartiah mengatakan temuan ini ia peroleh dari laporan masyarakat. Mereka berharap pihak terkait meningkatkan perhatian mereka terhadap nasib guru ngaji."Mereka minta diperhatikan," katanya di Kota Mataram, Jumat (27/3).Masalah lain yang mengemuka di masyarakat adalah keinginan mereka agar program bantuan siswa miskin diperbanyak termasuk untuk pondok-pondok pesantren.
Lebih lanjut, Wartiah mengungkapkan, harapan lain masyarakat di tingkat desa adalah realisasi program yang bersentuhan langsung dengan infrastruktur akses jalan pertanian dan bantuan permodalan kegiatan usaha."Masukan-masukan seperti ini sering kita terima dari masyarakat," tuturnya.