REPUBLIKA.CO.ID, DUMAI -- Pengusaha gas elpiji 12 kilogram di Kota Dumai, Provinsi Riau, mengakui permintaan masyarakat mengalami penurunan sejak kenaikan harga dari sebelumnya Rp140 ribu jadi Rp148 ribu per tabung.
Pimpinan PT Nur Sembilan Baruada Badaruzaman menyebutkan sejak kenaikan harga elpiji, permintaan gas jadi menurun hingga mencapai 40 persen sehingga berpengaruh terhadap omzet.
"Masyarakat pelanggan banyak bingung dan mengeluh kenapa harga selalu naik dengan tidak pantas, jadinya permintaan juga menurun karena tidak terjangkau daya beli," katanya, Jumat (3/4).
Dia menyebutkan pelanggan yang berkurang ini sebagian besar merupakan rumah tangga, kemudian pelaku usaha kecil menengah yang menggunakan gas elpiji 12 kilogram.
Menurut dia, tidak tertutup kemungkinan banyak dari pelanggan elpiji 12 kilogram ini beralih ke 3 kilogram karena harga lebih murah dan terjangkau serta belum mengalami kenaikan.
PT Pertamina (Persero) kembali menaikkan harga elpiji non-subsidi tabung 12 kilogram (kg) per 1 April 2015 sebesar Rp8.000,04 per tabung dengan dalih tidak menanggung kerugian dalam distribusi bahan bakar minyak (BBM).