Ahad 05 Apr 2015 07:00 WIB

Mati Lampu di Laga Pembuka

Rep: Ali Mansur/c03/c89/ Red: Fernan Rahadi
Liga QNB
Liga QNB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Liga Super Indonesia (ISL) 2015 akhirnya resmi dibuka, Sabtu (4/4). Sayang, kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia tersebut tidak dibuka dengan mulus.

Salah satu pertandingan pembuka antara tuan rumah Persib Bandung melawan Semen Padang yang berlangsung Sabtu sore justru diwarnai sebuah insiden yang cukup memalukan. Saat laga menyisakan waktu tiga menit lagi, lampu Stadion Si Jalak Harupat tiba-tiba padam.

Akibat mati lampu, laga tersebut tertunda hampir 30 menit lamanya. Beruntung, lampu stadion kembali menyala sehingga pertandingan bisa dilanjutkan meskipun tak ada gol tambahan yang tercipta.

Pada akhirnya, tuan rumah keluar sebagai pemenang. Satu-satunya gol juara ISL 2014 itu dicetak oleh Muhammad Ridwan pada babak pertama.

Pada laga lainnya, runner up liga musim lalu Persipura Jayapura juga tampil perkasa di kandang. Menjamu Persiram Raja Ampat di stadion Mandala Jayapura, Sabtu siang, skuat besutan Osvaldo Lessa itu berhasil membungkam tim tamu dua gol tanpa balas.

Yohanes Ferinando Pahabol menjadi bintang dalam laga bertajuk Deby papua ini. Dua golnya pada menit ke-33 dan ke-48 memberi tiga poin perdana untuk timnya.

Sementara itu, meskipun telah dinyatakan tak lolos verifikasi, semifinalis ISL musim lalu, Arema Cronus, tetap melangsungkan partai kandang melawan tuan rumah Persija Jakarta.

Kemarin, untuk pertama kalinya PT Liga Indonesia juga memperkenalkan sponsor baru ISL musim ini, Qatar National Bank (QNB). Sponsor tersebut telah terpampang di sejumlah papan iklan yang terlihat di Stadion Si Jalak Harupat

Bahkan, hanya selang dua hari sebelum kick-off nama ISL 2015 secara resmi diganti menjadi QNB League. Hal ini tentunya memancing kontroversi mengingat Februari lalu PT Liga telah melakukan launching liga dengan nama ISL 2015. Selain itu juga tidak ada nama 'Indonesia' dalam nama baru tersebut.

CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono, Jumat (3/4), menjelaskan jika pemilihan nama QNB League merupakan hak dari QNB sebagai sponsor. Seperti saat kompetisi bernama Liga Bank Mandiri beberapa tahun silam.

"Kerja sama prestisius ini melahirkan titel baru ISL yaitu QNB  League. PT Liga, BVSports, dan QNB Group  memiliki spirit yang sama untuk menciptakan atmosfer kompetisi yang lebih meriah dan memiliki nilai bisnis  yang tinggi," kata pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PSSI tersebut.

Terkait perubahan nama tersebut, pengamat sepak bola Akmal Marhali menilai PSSI telah melanggar statutanya sendiri dengan mengganti ISL menjadi QNB League.  Akmal mengungkapkan, untuk mengubah sebuah nama kompetisi maka seharusnya terlebih dahulu PSSI harus mengadakan kongres luar biasa. Hal itu disebabkan PSSI harus transparan terkait dana sponsor QNB.

"Mereka telah melanggar Statuta mereka sendiri. Nama kompetisi tidak boleh diubah seenaknya," tutur Akmal.

n c03/c89

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement