Ahad 05 Apr 2015 17:42 WIB

Nelayan Tradisional Berharap Harga BBM Murah

Rep: C10/ Red: Djibril Muhammad
Sebuah kapal nelayan menerjang ombak usai melaut di laut jawa, Tegal, Jateng, Jumat (27/1).
Foto: Antara/Okky Lukmansyah
Sebuah kapal nelayan menerjang ombak usai melaut di laut jawa, Tegal, Jateng, Jumat (27/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Sejumlah nelayan di pantai timur Pangandaran mengeluh. Menurut mereka setelah harga bahan bakar minyak (BBM) naik, modal untuk berlayar pun ikut naik. Selain itu harga barang-barang kian menjadi mahal.

Juri Prawinjoy (39 tahun) nelayan di pantai timur mengatakan, nelayan tradisional tiap hari menggunakan bensin untuk bahan bakar perahu. Kalau harga bensin naik, pasti nelayan kecil merasa susah. Sebab modal untuk melaut pasti bertambah maha.

"Yah harapan nelayan kecil seperti kami mah inginnya harga bensin murah aja," kata Juri kepada Republika, Ahad (5/4).

Juri melanjutkan, kalau tidak menggunakan bensin, nelayan tidak bisa pergi ke tengah laut. Kalau tidak ke tengah, tidak mendapat banyak ikan. Sementara, modal untuk melaut saja mahal.

Ia menjelaskan, kebutuhan bensin dalam sekali melaut bisa mencapai 15 liter sampai 20 liter. Buat bensin saja sudah seratus ribu lebih. Belum buat makan, rokok dan bagi hasil. Menurutnya, hasil tangkapan ikan para nelayan tradisional tidak dapat diprediksi. Seringkali nelayan tradisional mengalami kerugian.

 

Para nelayan tradisional dengan peralatan seadanya, mereka biasa pergi melaut jam dua dini hari sampai jam tujuh pagi. Kadang sampai siang karena belum mendapatkan banyak ikan.

Jika mereka segera pulang ke darat, mereka akan rugi karena ikan yang didapatnya tidak menutupi modal mereka melaut. "Nelayan kecil sering kali hanya dapat sedikit ikan dan rugi," kata Juri.

Ia mengaku, untuk modal melaut para nelayan kecil seringkali menjual barang-barang di rumah mereka. Ada yang menjual Televisi (TV), bahkan piring sendok pun dijual saat paceklik. Tapi kalo sekalinya lagi dapat banyak ikan, untungnya bisa lumayan.

Nelayan lainnya, Yanto Ap (55 tahun) mengaku, jika harga BBM terus naik, dampaknya akan memberatkan nelayan kecil. Tatkala musim paceklik, para nelayan kecil akan sangat kesulitan mencari ikan di laut. Sementara modal untuk melaut kian menjadi mahal. Barang-barang kebutuhan pokok pun ikut mahal.

"Kalau lagi musim paceklik, mengalami kerugian itu sudah biasa bagi kami," kata Yanto.

Kini harga bensin Premium naik menjadi Rp 7.400 per liter dari Rp 6.800 Sementara, harga Solar menjadi Rp 6.900 per liter dari Rp 6.400. Para nelayan tradisional harus mengeluarkan uang lebih besar untuk modal melaut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement