REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Lebih dari 100 ribu warga sipil melarikan diri dari Yaman, meninggalkan rumah mereka demi mencari tempat aman, Selasa (7/4).
Badan PBB untuk anak-anak, UNICEF mengatakan 74 anak dilaporkan tewas akibat pertempuran intensif sejak seminggu lalu, ketika koalisi yang dipimpin Arab Saudi melakukan serangan udara di Yaman.
UNICEF mengatakan pertempuran merusak pasokan air bersih di area selatan Yaman. Sampah meluap di beberapa lokasi dan meningkatkan risiko wabah penyakit.
Rumah sakit sibuk mengobati sejumlah korban terluka dengan persediaan obat yang tersisa. UNICEF mengatakan beberapa fasilitas medis telah diserang. Tiga petugas kesehatan dan sopir ambulans tewas dalam sebuah serangan.
Wakil UNICEF di Yaman, Julien Harneis mengatakan anak-anak adalah korban yang paling rentan. ''Mereka tewas, cacat dan terpaksa meninggalkan rumah, kesehatan terancam dan pendidikan mereka tergangggu,'' kata Harneis dalam sebuah pernyataan, Senin (6/3) di Amman, Yordania.
UNICEF merilis setidaknya 74 anak tewas dan 44 anak lainnya terluka sejak 26 Maret. ''Kondisinya sangat berbahaya sekarang,'' kata dokter UNICEF, Gamila Hibatullah di Aden. Menurutnya, rumah sakit telah membludak bahkan ambulans dibajak.
Serangan terbaru pada Selasa (7/4) menyasar pangkalan militer di pusat kota Yaman yang dikuasai Houthi dan tentara sekutu. Situs kementerian pertahanan yang dijalankan Houthi mengatakan serangan dilakukan pesawat-pesawat tempur dari koalisi Saudi.
Sumber-sumber militer mengatakan lima bom dijatuhkan di basis Garda Republik dekat kota Ibb, 160 km di selatan ibukota Sanaa. Serangan tampak menargetkan unit pertahanan udara dan markas tentara.
Mereka mengatakan komandan pangkalan terluka. Situs September26 mengatakan dua siswa tewas dalam serangan. Sementara televisi Houthi, Maseerah melaporakan tiga siswa tewas.