Selasa 07 Apr 2015 19:40 WIB
Konflik Yaman

Aden Dipenuhi Mayat

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Damanhuri Zuhri
 Warga asing bersiap dievakuasi di bandara Internasional Sanaa, Yaman, Senin (6/4).
Foto: Reuters/Khaled Abdullah
Warga asing bersiap dievakuasi di bandara Internasional Sanaa, Yaman, Senin (6/4).

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Senin (6/4), militan Houthi dan koalisi menyerang kawasan Moalla, Aden, yang merupakan salah satu distrik loyalis Presiden Hadi.

''Kami melompati mayat,'' kata seorang militan pro Hadi, Radwan Allawi. Ia mengatakan pengeras suara mesjid menyeru pendukung Hadi untuk membela Moalla.

Mohammed Abdo Hariri, seorang warga berusia 50 tahun dari Aden mengatakan ia meninggalkan kota. Selama jeda, pertempuran membuat jalan penuh dengan mayat dan kendaraan lapis baja terbakar habis. ''Ini adalah tragedi,'' kata Hariri.

Serangan udara yang dilakukan semalaman juga menyasar tempat penyimpanan senjata milik Houthi di dekat kota Sanaa dan Sanhan.

Serangan lain menargetkan posisi militer di pantai Laut Merah dekat pelabuhan Hodaida, provinsi utara Yaman Saadah, Hajja (yang merupakan perbatasan dengan Arab Saudi) dan basis pasukan angkatan darat di Makairas, 150 km di timur Aden.

Serangan udara juga dilakukan di provinsi selatan sekitar Aden pada Senin untuk mendorong Houthi dari pangkalan militer Al Anad, kota pelabuhan di utara dan kompleks pemerintah serta basis militer di kota selatan Dhalea yang merupakan basis Houthi.

Sementara, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengunjungi Iran pada Selasa meski ketegangan muncul karena krisis Yaman. Stasiun televisi negara Iran mengatakan Erdogan tiba di Teheran didampingi beberapa menteri pemerintah.

Erdogan mendukung kampanye Arab Saudi untuk melancarkan serangan di Yaman. Namun Iran tampak selalu mendukung pemberontak Syiah Houthi yang telah mengambil alih banyak wilayah di Yaman.

Erdogan bulan lalu mengecam Iran dan menuduhnya mencoba mendominasi wilayah. Iran membantah membantu militer Houthi. Iran mengatakan mereka melihat rudal NATO di Turki dan melihak hubungan Ankara dengan Israel adalah ancaman potensial.

sumber : AP/Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement