REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin Redaksi Hidayatullah, Mahladi, menyarankan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk membuat lembaga tersendiri dalam menangani situs atau media islam. Alasannya, lanjut dia, dalam panel yang dibuat Kemenkominfo, hanya ada dua ulama yang mewakili islam.
"Tapi sekarang juga tinggal satu karena Pak Din Syamsudin telah mengundurkan diri," kata Mahladi pada Republika, Rabu (8/4). Lembaga itu nanti, tambahnya, akan diisi wartawan-wartawan senior dan ulama-ulama yang lebih mengerti ajaran dan nilai-nilai islam.
Pembentukan lembaga ini dianggap penting oleh Mahladi. Sebab, lanjut dia, jika dalam panel yang dibuat Kemenkominfo minim perwakilan ulama, akan ada kemungkinan salah tafsir terhadap ajaran islam.
"Jihad, misalnya, kan memang ada dalam Alquran. Dan yang memahami betul soal itu ulama," ungkap Mahladi.
Lembaga itu juga nantinya yang akan menjembatani antara media atau situs islam dengan pemerintah. "Usulan ini direspon positif oleh Kemenkominfo dalam pertemuan kemarin. Ini juga agar mereka (pemerintah) juga paham soal ini," tutur Mahladi.
Usulan ini, lanjutnya, juga disepakati oleh para pemimpin redaksi yang hadir dalam pertemuan kemarin di gedung Kemenkominfo.