REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Operasi 'Camar Maleo' yang bertujuan untuk memburu teroris di Sulawesi Tengah yang telah berakhir pada 26 Maret 2015 akan diperpanjang mengingat kelompok radikal masih bercokol dan menjadi ancaman di daerah ini.
"Dalam waktu dekat ini akan diperpanjang," kata Kepala Polda Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Polisi Idham Azis di Palu, Rabu (8/4).
Operasi Camar Maleo I dilaksanakan selama dua bulan, namun hanya fokus di Kabupaten Poso yang dianggap sebagai persembunyian kelompok teroris pimpinan Santoso.
Operasi tersebut melibatkan sekitar 700 personel Brimob Kelapa Dua Mabes Polri. Saat ini sebagian besar pasukan tersebut sudah bergeser dari Kabupaten Poso namun masih berada di wilayah Sulteng, mengingat di daerah itu sedang dilaksanakan latihan tempur oleh TNI dengan jumlah pasukan sekitar 3.200 orang.
Idham Azis mengaku Polri selalu koordinasi dengan TNI untuk menumpas gerombolan teroris di Kabupaten Poso dan sekitarnya. Dalam sepekan terakhir, dua anggota kelompok teroris jaringan Santoso tertembak mati oleh aparat kepolisian karena melawan ketika hendak ditangkap.
Kedua korban adalah Sabar Subagyo alias Daeng Koro dan Farid alias Imam. Polri sudah melakukan tes DNA terhadap kedua jenazah tersebut, dan satu mayat dipastikan sebagai Daeng Koro, dan jasad lainnya masih menunggu hasil tes DNA untuk lebih memastikan identitasnya.
Saat ini ratusan polisi masih mengejar kawanan kelompok sipil bersenjata yang diperkirakan bersembunyi di hutan di sekitar perbukitan Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Sigi. "Sejumlah perwira polisi dan anakbuahnya saat ini masih berada di hutan untuk menangkap teroris," ujar Idham.