REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Federasi Sepakbola Indonesia, PSSI menyiapkan penghargaan kepada pemain dan manajer Klub Pusamania Borneo FC yang telah melakukan penggagalan upaya pengaturan skor (match fixing) yang coba dilakukan oleh seorang mantan pesepakbola terhadap klub yang berdomisili di Kalimantan Timur tersebut. Penegasan itu disampaikan Ketua Departemen Integritas (integrity department) PSSI Hinca IP Pandjaitan melalui siaran pers PSSI, Rabu (8/4)
“Para pemain dan manajemen Borneo FC telah melakukan fungsi 3R (recognize, reject dan report) terhadap match fixing yang sudah kita pakta-kan di Kongres tahunan PSSI Januari lalu. Sehingga ini menjadi contoh baik bagi yang lain. Untuk itu PSSI akan memberi penghargaan dan apresiasi,” ungkap Hinca, yang termasuk satu orang dari 16 perwakilan anggota FIFA yang telah mengikuti course anti-macth fixing yang dihelat FIFA dan Interpol belum lama ini.
Hinca mengingatkan, semua voter dan pengurus PSSI telah menandatangi pakta integritas untuk melakukan 3R tadi, yakni mengenali apa itu match fixing, menolak dan melaporkan. Dikatakan Hinca, upaya ini adalah salah satu dari keseriusan PSSI untuk memberantas match fixing. Selain dengan menjalin kerjasama dengan Sport Radar, perusahaan pemantau rumah-rumah judi. “Kami sudah kerjasama dengan Sport Radar, perusahaan yang di-promote FIFA untuk membantu federasi memerangi match fixing,”
Soal sanksi, dikatakan Hinca selama yang terlibat match fixing masih di dalam football family PSSI, pasti akan dihukum oleh Komisi Disiplin. Tetapi bila di luar itu, dan Komisi Disiplin tidak bisa menjangkau, tentu menjadi kewenangan kepolisian dan interpol untuk yang di luar wilayah yurisdiksi Indonesia.
Seperti diketahui, manajemen dan pemain Pusamania Borneo FC meringkus mantan pesepakbola Johan Ibo saat melakukan upaya pengaturan skor kepada pemain Pusamania Borneo FC di Surabaya, Selasa (7/4/2015) malam. Johan Ibo adalah mantan pemain Arema Malang dan Persebaya 1927 yang berlaga di IPL.