REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menghadiri Kongres IV PDI Perjuangan di Sanur, Bali pada Kamis (9/4). Juru bicara Kader Muda Progresif PAN Adnan Rarasina mengingatkan agar Zulkifli tidak mengubah arah koalisi dari Koalisi Merah Putih (KMP) ke Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Karena, kehadirannya di kongres PDIP bisa diartikan oleh KIH sebagai sinyal merapat pada koalisi
"Kehadiran Ketum PAN ZH dikongres PDIP ibarat lakon politik Jawa, dapat dibaca sebagai sinyal bagi-bagi Koalisi Indonesia Hebat, terutama PDIP sebagai motor koalisi," katanyajuru bicara Kader Muda Progresif PAN Adnan Rarasina, Kamis (9/4).
Ia pun khawatir langkah-langkah Zulkifli selama ini mengarah pada keinginan untuk mengubah arah koalisi. Apalagi tanda-tandanya bukan pertama kali terjadi.
Pertama, pernyataan Plt. Sekjen PDIP Hasto Kristianto pada Musyawarah Daerah PDIP DKI Jakarta yang menyatakan kepemimpinan PAN yang baru akan mengubah konstelasi kekuatan politik nasional. Kedua, sikap politik Zulkifli Hasan yang menolak angket untuk Menkumham Yasona Laoly terkait kisruh kepengurusan PPP dan Golkar.
Ketiga, pertemuan Ketua MPP PAN Sutrisno Bachir dengan Presiden Jokowi sehari sebelum Kongres PDIP berlangsung. Keempat, tidak pernah hadirnya Zulkifli Hasan dalam acara-acara Koalisi Merah Putih, termasuk Rapimnas Gerindra, Rabu (8/4) kemarin.
"Ini semua menunjukan arah politik PAN yang semakin merapat ke KIH," jelas dia.
Menurut Adnan, satu-satunya kaki Koalisi Merah Putih saat ini di PAN adalah gerbong PAN yang dimotori Amien Rais.
Dia menekankan, apabila Zulkifli Hasan ingin mengubah arah politik partai yang telah diputuskan dalam kongres, maka dibutuhkan kongres kembali, yakni kongres luar biasa PAN.
"Dan apabila kongres luar biasa itu terjadi, tentu saja bolanya akan menjadi semakin liar," katanya.