Sabtu 11 Apr 2015 04:45 WIB

MKD DPR: Adriansyah Dapat Diberhentikan Tetap dari DPR

Rep: Agus Raharjo/ Red: Bilal Ramadhan
Gedung DPR
Gedung DPR

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IV DPR RI, Adriansyah terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK di Bali, Jumat (10/4). Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut langsung diamankan KPK bersama oknum polisi dan barang bukti berupa uang dalam dolar Singapura.

Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), Surachman Hidayat mengatakan, tindakan yang bersangkutan merupakan tindak pidana khusus, yaitu korupsi. "Sesuai dengan UU MD3 nomor 24, itu kalau tindak pidana khusus, bukan diluar ranah etika, MKD tidak masuk, langsung saja di ranah hukum," kata dia di kompleks parlemen, Jumat (10/4).

Surachman menambahkan, dalam kasus Adriansyah, KPK tidak perlu meminta izin dari MKD DPR untuk meneruskan ke tahap selanjutnya. Sebab, kasus yang menimpa politisi PDIP itu termasuk dalam tindak pidana khusus. Termasuk diantaranya korupsi, terorisme dan narkoba.

Jika sudah jadi terdakwa, kata Surachman, Adriansyah akan diistirahatkan sementara untuk memberikan kesempatan menjalani proses hukum. Vonis dari pengadilan menentukan putusan di MKD selanjutnya. Kalau vonis kurang dari 5 tahun, maka hukuman dari MKD adalah istirahat sementara dari keanggotaan DPR RI.

"Kalau nanti sudah divonis dan di atas 5 tahun itu meningkat pemberhentian tetap," imbuh politisi PKS ini.

Menurut Surachman, kasus yang menimpa Adriansyah merupakan kasus pertama. Ini hendaknya dijadikan pembelajaran untuk anggota DPR RI yang lain.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement