REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penghentian sementara kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 yang diputuskan Komite Eksekutif PSSI tertanggal 10 April 2015 tak sepenuhnya didukung klub peserta ISL. Salah satunya dari mantan jawara Divisi Utama, Pusamania Borneo FC.
Pusamania mengaku penghentian ISL membuat mereka merugi. Apalagi tertundanya kompetisi akbar sepak bola di tanah air itu terjadi tak hanya sekali, tapi berkali-kali.
''Pada dasarnya, kami sangat menyesalkan keputusan ini. Apalagi PBFC tidak ada mengirimkan perwakilan pada rapat 18 klub sama PT Liga soal penundaan ISL ini, jadi keputusan ini diambil sepihak tanpa ada kami. Ketidakjelasan ISL membuat keuangan kami merugi hingga milyaran," kata presiden klub, Nabil Husein, seperti dilansir laman resmi klub, Sabtu (11/4).
Selain itu, Nabil juga mengecam pengelola ISL. Nabil mengungkapkan situasi seperti ini membuat sepak bola Indonesia akan sulit bersaing di tingkat Asia.
Sementara manajer Pusamania Borneo FC, Dandri Dauri, mengaku kecewa dengan sikap Ketua Eksekutif PSSI. Seharusnya jika hanya dua klub yang bermasalah, Arema Cronus dan Persebaya Surabaya, maka cukup kedua klub itu saja yang dibenahi bukanya menunda kompetisi secara keseluruhan.