REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaksanakan sejumlah upaya memastikan tercapainya target investasi Rp 519 triliun pada 2015. Tak hanya menarik minat investasi dari dalam dan luar negeri, BKPM juga membangun sinergi dengan Pemerintah Daerah untuk memastikan proses realisasi setiap rencana investasi yang masuk tidak terhambat.
"Menurut data BKPM, rasio investasi secara nasional hanya 39,4 persen," kata Kepala BKPM Franky Sibarani pada Sabtu (11/4). Angka tersebut diperoleh dari rencana investasi yang masuk ke seluruh wilayah Indonesia sejak 2005-2014 sebesar 427,99 miliar dolar AS dan realisasi investasi pada periode yang sama sebesar 168,23 miliar dolar AS.
Angka rasio investasi tersebut, kata dia, mencerminkan tidak mulusnya proses realisasi investasi. Padahal, peran pemerintah daerah juga penting dalam meningkatkan investasi karena merekalah yang berwenang terhadap wilayah yang menjadi lokasi investasi. Karenanya, peningkatan sinergi dengan pemerintah daerah mutlak dilakukan misalnya dengan menyusun kebijakan yang pro investasi demi menghilangkan hambatan ketika investor merealisasikan rencana investasinya.
Dari lima provinsi yang menjadi tujuan utama investasi di Indonesia tahun 2010-2014, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten dan Kalimantan Timur, hanya DKI Jakarta dan Jawa Barat yang memiliki rasio investasi di atas 50 persen.
DKI Jakarta memiliki rasio investasi 68,77 persen dari rencana investasi 2005-2014 sebesar 68,944 miliar dolar AS dan realisasi investasi periode yang sama 47,41 miliar dolar AS. Sedangkan Jawa Barat memiliki rasio investasi 58.14 persen dari rencana investasi 2005-2014 sebesar 57,49 miliar dolar AS dan realisasi investasi periode yang sama sebesar 33,42 miliar dolar AS.
“Tiga provinsi tujuan investasi utama lainnya memiliki rasio investasi di bawah 50 persen, masing-masing Jawa Timur 40,68 persen, Banten 31,86 persen dan Kalimantan Timur 40,51 persen," tuturnya. Maka dengan sinergi, BKPM ingin meningkatkan rasio investasi lima wilayah utama tersebut hinga 60-70 persen. Dengan begitu, ia optimis target investasi di 2015 akan bisa mencapai Rp 519 Triliun dan lima tahun mendatang dapat meraih investasi sebesar Rp 3.500 Triliun.