REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ketua Masyarakat Ulama Indonesia (MUI) Bali, Taufik As'Adi mengimbau masyarakat untuk tidak terlibat dalam hal-hal yang terkait dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Cabang MUI Bali di seluruh kabupaten kota mengajak publik untuk mengutamakan dialog bersama demi menangkal masuknya paham-paham radikal seperti ISIS.
"Paham seperti ISIS bukan ajaran Islam sebenarnya. Tidak ada satupun ajaran agama di dunia ini yang mengajarkan untuk tidak hidup damai," kata Taufik di Denpasar, Selasa (14/4).
Masyarakat hendaknya meningkatkan iman dan rasa kebangsaannya sehingga mampu menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Paham-paham seperti ISIS, menurut Taufik muncul karena tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang atau sekelompok orang sehingga menjadikan agama sebagai pembenaran melakukan aksi-aksi menyerupai terorisme.
MUI Bali juga menggelar lebih banyak dialog dan sosialisasi dengan para ulama. Ini untuk mengantisipasi menyebarnya dakwah-dakwah radikal. Proses dakwah oleh para ulama ini dilakukan secara bertahap dan tidak ada unsur paksaan.
Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bali, I Gede Putu Jaya Suartama menambahkan pergerakan ISIS saat ini secara kasa mata belum menunjukkan aktivitas yang mencurigakan di Pulau Bali. Meski demikian, ia mengimbau masyarakat tetap waspada sebab bisa saja paham tersebut telah masuk ke Bali.
"Forum komunikasi antarumat beragama juga perlu dimanfaatkan untuk memperkuat persatuan dan memberikan perlawanan kepada paham-paham radikal seperti ISIS ini," ujarnya.