REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil menganggap wajar anjloknya nilai impor barang modal dan bahan baku pada Maret 2015. Dia mengatakan tren ini tidak akan berlangsung lama karena pemerintah segera merealisasikan pembangunan infrastruktur sehingga pertumbuhan ekonomi tidak terganggu.
Sofyan mengatakan, pembangunan infrastruktur masih dalam proses tender lantaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 baru disahkan pada Februari.
"Jadi masih sah-sah saja sebetulnya. Secara yoy (year on year) nilai impornya juga hanya turun sekitar 15 persen padahal APBNP baru disahkan Februari," kata Sofyan di kantornya, Kamis (16/4).
Sofyan menegaskan pemerintah berupaya mendorong agar proses tender pembangunan infrastruktur diselesaikan secepatnya.
"Begitu pembangunan infrastruktur dimulai, investasi juga terealisasi, impor akan meningkat dengan sendirinya. Tapi tentu impor yang bagus, yakni impor barang modal," ujar dia.
Seperti diketahui, neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2015 mengalami surplus 1,13 miliar dolar AS. Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menyebut surplus perdagangan ini justru harus mendapat perhatian dari pemerintah karena lebih didorong penurunan impor yang lebih tajam ketimbang perbaikan ekspor.
Secara kumulatif selama kuartai I 2015 (Januari-Maret) ekspor menurun 11,67 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Sedangkan impor turun 15,1 persen.