REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Badan bantuan internasional Oxfam mengutuk serangan udara Arab Saudi di Yaman, Senin (20/4). Oxfam mengatakan salah satu serangan telah menghantam persediaan pasokan kemanusiaan di Saada.
''Kami telah berbagi informasi rinci dengan koalisi terkait lokasi kantor dan fasilitas penyimpanan. Isi gudang tidak memiliki nilai militer. Ini hanya berisi bantuan kemanusiaan,'' kata Direktur Oxfam Grace Ommer dalam sebuah pernyataan pers, Senin (20/4).
Pihak pemerintah Saudi tidak berkomentar terkait insiden. Namun juru bicara kampanye militer, Brigadir Jenderal Ahmed Asseri mengatakan mereka selalu menghindari warga sipil. Sementara Houthi, tambahnya, selalu berada di area permukiman.
Saudi telah mendapat banyak kritik terkait serangan yang mereka lakukan. Pada Sabtu, Raja Salman menolak seruan Sekjen PBB Ban Ki-moon untuk menghentikan serangan. Pihak pemberi bantuan mengatakan kondisi kemanusiaan di Yaman telah buruk bahkan sebelum Saudi melancarkan serangan. Keadaan semakin parah ketika pertempuran terus berlangsung.
Sebagian besar kebutuhan makanan Yaman sebelum krisis selalu diimpor melalui perairan. Badan-badan bantuan telah mengecam Arab Saudi sejak dua pekan pertama kampanye operasi.
Pasalnya, mereka kesulitan dalam mengatur pengiriman bantuan, termasuk makanan dan obat-obatan ke Yaman. Namun, pengiriman pertama Palang Merah telah mulai berdatangan sejak pekan lalu.