Selasa 21 Apr 2015 12:12 WIB

Afrika Peluang Besar Investasi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Satya Festiani
Peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 di Jakarta Convention Center, Senin (20/4).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 di Jakarta Convention Center, Senin (20/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengatakan, peluang investasi dan kerjasama antara negara-negara Asia dan Afrika sangat besar. Pasalnya, Asia dan Afrika sama-sama memiliki sumber daya alam dan pertumbuhan ekonomi yang baik.

Pada 2013 sampai 2014 pertumbuhan ekonomi Asia rata-rata mencapai 4,9 persen dan Afrika sebesar 4,3 persen. Sedangkan, PDB kedua kawasan pada 2014 mencapai 51 persen dari PDB dunia dan kontribusi investasi juga meningkat tajam yakni mencapai 41,5 persen pada 2013.

"Peningkatan ini menunjukkan bahwa negara-negara Asia Afrika semakin berperan dalam pembangunan ekonomi dunia," ujar Joko Widodo di Jakarta, Selasa (21/4).

Jokowi mengatakan, selama ini peningkatan kerjasama Asia dan Afrika belum mencapai cerminan potensi yang sesungguhnya. Ekspor Asia ke Afrika memang sudah cukup tinggi, yakni mencapai 26 persen. Sedangkan ekspor Afrika ke Asia masih sangat rendah yakni sekitar 3 persen.

"Dalam menghadapi tantangan tersebut, kita harus meningkatkan kerjasama di bidang ekonomi perdagangan," kata Joko Widodo.

Upaya pemerintah untuk meningkatkan perdagangan yakni dengan membuat kebijakan dengan meminimalkan hambatan perdagangan, baik tarif maupun non tarif. Selain itu, menurut Joko Widodo, pemerintah juga akan meningkatkan fasilitasi perdagangan antar negara-negara Asia Afrika.

Joko Widodo mengajak negara-negara sahabat di Asia Afrika untuk mempermudah lisensi perjanjian usaha dan perlindungan investasi. Selain itu, mendorong sektor swasta untuk menanamkan investasi melalui kemitraan pemerintah dan swasta. Joko Widodo mengatakan, Indonesia saat ini juga telah menyederhanakan regulasi dan proses perizinan investasi, menyempurnakan tata kelola pemerintah, serta mendorong re alokasi subsidi bahan bakar minyak ke sektor produktif.

"Saya yakin peluang investasi kedua kawasaan sangat besar khususnya di sektor manufaktur, pertanian, infrastruktur, dan energi," kata Joko Widodo.

Akan tetapi, Joko Widodo menambahkan, negara-negara di Asia Afrika masih memiliki sejumlah tantangan antara lain besarnya jumlah penduduk dan menjadi korban konflik. Selain itu, inflasi juga masih di atas rata-rata dunia. Pada 2013, inflasi di Timur Tengah, Afrika Utara, Afganistan, dan Pakistan mencapai 9 persen. Sedangkan inflasi di negara-negara Afrika mencapai 6,6 persen, Asia 4,7 persen, dan Asia Tenggara sebesar 4,6 persen. Dengan kerjasama business to business ini, diharapkan dapat menguntungkan dan melengkapi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement