Selasa 03 Sep 2024 17:36 WIB

Indonesia Raih Kesepakatan Investasi Energi 1,5 Miliar Dolar AS dengan Afrika

Selain BUMN, sektor swasta berhasil meraih investasi dari Afrika.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Indonesia menjadi tuan rumah dalam perhelatan Indonesia Africa Forum (IAF) 2024, yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, pada 1-3 September 2024.
Foto: Dok. Pertamina
Indonesia menjadi tuan rumah dalam perhelatan Indonesia Africa Forum (IAF) 2024, yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, pada 1-3 September 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Indonesia berhasil mencapai kesepakatan investasi di sektor energi dengan nilai investasi total 1,5 miliar dolar AS pada Africa Forum (IAF) ke-2 di Bali yang digelar 1—3 September 2024.

“Hal ini tentunya menjadi capaian yang menjanjikan dari target kesepakatan deliverables AIF 2024 senilai total 3,5 miliar dolar AS,” kata Direktur Afrika, Direktorat Jenderal Asia, Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Dewi Justicia Meidiwaty di Nusa Dua, Bali, Selasa (3/9/2024).

Justicia menjelaskan, beberapa kesepakatan yang dicapai, antara lain, penandatanganan kontrak training antara PT. Pertamina Training & Consulting (PTC) dengan Petrofound Namibia yang akan dilakukan di Integrated Drilling Training Center (IDTC), Indonesia. Dengan Tanzania, PT Pertamina telah mendapatkan redistribusi 60 persen saham Wentworth Resources di Blok gas Mnazi Bay. 

PT PLN juga telah melakukan kerja sama pengembangan energi panas bumi dengan Tanesco dan Tanzania Geothermal development Company/TGDC dengan target pengembangan sebesar 225 MW di Natron, Luhoi, dan Ngozi. 

“Tanesco juga telah melakukan kunjungan ke PT PLN untuk gali lebih lanjut potensi pengembangan energi panas bumi di Indonesia,” ujar Justicia. 

Berbagai kesepakatan antara Indonesia-Tanzania juga merupakan hasil tindak lanjut kunjungan Presiden RI ke Tanzania pada 21-22 Agustus 2023 yang menghasilkan sejumlah komitmen kerja sama, khususnya di bidang energi. 

Selain kesepakatan antara Indonesia dengan negara-negara Afrika, IAF ke-2 juga menjadi forum yang memfasilitasi kesepakatan antarnegara Afrika. 

“Salah satunya adalah komitmen kerja sama antara Mozambik dengan Afrika Selatan melalui Nota Kesepahaman antara Buzi Hydrocabon Pte Ltd dan Guma Africa Group Ltd. terkait eksplorasi dan komersialisasi gas EPCC Buzi,” kata Justicia. 

Selain BUMN, sektor swasta berhasil meraih investasi dari Afrika, antara lain PT Energi Mega Persada (EMP) dengan Vutomi Energy melalui kerja sama komersialisasi Independent Power Plant (IPP) sebesar 500 megawatt. 

Sejumlah kesepakatan di bidang energi semakin memperkuat kerja sama Indonesia-Afrika dalam mengamankan pasokan dan ketahanan energi di tengah kondisi geopolitik global yang tidak menentu. 

“Ketahanan energi sangat penting bagi stabilitas dan pembangunan ekonomi, khususnya bagi Indonesia-Afrika,” kata Justicia.

Dengan berbagai komitmen kerja sama yang telah disepakati, diharapkan akan semakin memperkuat hubungan kerja sama antara Indonesia-Afrika untuk menyongsong masa depan bersama untuk keselarasan visi Indonesia Emas 2045 dan Agenda Afrika 2063. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement