REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maruf Amin menilai sumbangsih pesantren terhadap bangsa dilihat dari dua momentum dalam sejarah.Momentum pertama adalah tahapan perjuangan yang disebut sebagai kebangkitan agama.
Menurutnya, perjuangan ulama dan santri di Indonesia dalam membebaskan negara dari kolonialisme sudah dilakukan jauh sebelum lahirnya momen Kebangkitan Nasional. “Sebelum itu (Kebangkitan Nasional), sudah ada perlawanan-perlawanan terhadap Belanda yang oleh Sartono Kartodirjo disebut sebagai religious revival atau kebangkitan agama, mulai dari Diponegoro, Imam Bonjol, dan lainnya,” jelasnya dalam laman Kementerian Agama Republik Indonesia, Kamis (23/4).
Momentum kedua adalah resolusi jihad. Kyai Makruf mengaku kebangkitan nasional tidak serta merta muncul melainkan ada prolog berupa proses kebangkitan ulama. Dari sana, lahirlah fatwa jihad yang kemudian menjadi resolusi jihad. Hal itu pun memberikan dorongan kepada para santri dan ulama untuk berjuang melawan penjajahan.
“Tentang hari itu tinggal dipilih saja. Ada beberapa momentum, seperti resolusi jihad dan momentum ketika terjadi gerakan yang oleh Sartono disebut sebagai kebangkitan agama. Semua menggambarkan bahwa itu perjuangan dan pergerakan para ulama dan santri di Indonesia," kata dia.