REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Kantor International Rescue Committee (IRC) di timur Ukraina ditutup oleh pemberontak pro-Rusia, Rabu (29/4). Pihak oposisi menduga IRC melakukan tindakan mata-mata.
Sebelum ditutup, oposisi sempat menggerebek kantor dan menahan beberapa staf IRC. Beberapa staf kemudian dibawa menuju ibu kota Ukraina, Kiev. Sejauh ini, IRC yang dipimpin mantan Menteri Luar Negeri Inggris David Miliband belum memberikan komentar atas pengusiran tersebut.
Berdasarkan laporan BBC, oposisi bersenjata yang mengenakan penutup wajah itu diperkirakan bekerja untuk Departemen Keamanan Donetsk People Republic (DPR) yang memproklamirkan diri beberapa waktu lalu.
Juru bicara Departemen Keamanan DPR, sebagaimana dikutip Interfax, mengklaim IRC telah memasang peralatan mata-mata di kantor mereka di Donetsk.
“Orang-orang asing secara teratur melakukan perjalanan ke Ukarina. Namun tujuan mereka tidak untuk menemani IRC pada misi kemanusiaan,” kata jubir tersebut.
Pihaknya juga menuduh staf asing menjalin kontak dengan pejabat di beberapa departemen DPR. Kontak tersebut, lanjut dia, menunjukkan minat warga asing untuk mengetahui situasi di timur Ukraina.
Selain itu, DPR menuduh IRC mempekerjakan warganya tanpa sepengetahuan mereka untuk menghindari pajak kepada DPR.