REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bayt Alquran dan Museum Istiqlal (BQMI) yang berlokasi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) genap berusia 18 tahun di bawah pengelolaan Kementerian Agama.
Sejak diresmikan Presiden Soeharto 1997, BQMI mendedikasikan dirinya sebagai pusat edukasi, konservasi dan rekreasi keagamaan, terutama yang terkait dengan Mushaf Alquran dan karya seni budaya bangsa yang bernafaskan Islam.
''Ini merupakan upaya Kementerian Agama dalam melestarikan warisan budaya dan keagamaan Islam Nusantara, selain merupakan penghormatan dan penghargaan kita terhadap jasa para pendahulu,'' kata Dr Muchlis Hanafi, Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMA) Badan Litbang Kemenag.
Doktor tafsir Alquran dari Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, ini mengatakan, transformasi budaya dan sejarah tidak boleh terhenti dari satu generasi ke generasi berikutnya.
''Alhamdulillah, rata-rata setiap bulannya Bayt Al-Qur`an dikunjungi 10.000 orang,'' jelas Muchlis yang juga Dewan Pakar Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ) pimpinan Quraish Shihab.
Menurut dia, peringatan milad Bayt Alquran dan Museum Istiqlal dimulai Selasa (5/5) dengan semaan dan khataman Al-Qur`an bersama para hafiz dan hafizhah Kementerian Agama.
20 hafiz dan hafizhah yang kesehariannya bekerja sebagai pentashih mushaf di Lajnah Pentashihan secara bergantian memperdengarkan hafalan Al-Qur`an mereka, sejak pukul 07.00 sampai sore hari.
Puncak acara milad dilaksanakan Rabu (6/5), yang akan dihadiri Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, mantan Menteri Agama M. Maftuh Basyuni, Direktur Pusat Alquran, Prof Dr M Quraish Shihab, Kabalitbang Kemenag Prof Dr Abdurrahman Mas`ud.
''Pada acara puncak milad Bayt Alquran dan Museum Istiqlal tersebut akan dilaunching sejumlah produk antara lain 36 judul tafsir Alqur`an digital,'' ungkap Muchlis Hanafi menambahkan.