REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Dua partai politik (parpol) Golkar dan PPP terancam tidak dapat mengikuti pilkada serentak. Pasalnya, KPU tetap pada pendiriannya untuk menerima pendaftaran parpol yang berkonflik jika sudah mengantongi putusan inkrah. Kalau dua partai besar ini tak ikut pilkada, suara Golkar dan PPP akan diambil oleh parpol lain.
Ketua DPP Golkar bidang Komunikasi, Tantowi Yahya mengatakan tetap optimis dua partai besar ini dapat mengikuti pilkada serentak. Kalaupun tidak dapat mengikuti pilkada, maka yang akan diuntungkan adalah seluruh partai politik.
"Yang diuntungkan seluruh parpol yang mengikuti pilkada pastinya," kata Tantowi pada Republika, Selasa (5/5).
Wakil ketua komisi I DPR RI itu mengatakan, selain itu yang akan rugi adalah banyak pihak. Namun, pihak yang paling dirugikan adalah partai Golkar sendiri. Sebab, Golkar tidak dapat mengikuti pilkada hanya karena masalah administrasi.
Tidak hanya itu, imbuh dia, yang juga akan rugi dari ketidakikutan dua parpol ini adalah seluruh masyarakat Indonesia. Menurut Tantowi, Golkar adalah kawah Chandradimuka, tempat untuk menempa seluruh putra terbaik Indonesia.
Sebab, dari Golkar lahir kader-kader nasional yang akan memimpin Indonesia. Kalau Golkar tidak dapat ikut, maka kader terbaik tidak akan ikut. "Ini kerugian bukan hanya di parpol kami, tapi juga untuk bangsa dan negara," imbuh Tantowi.
Namun, Tantowi masih optimis Golkar dapat mengikuti pilkada serentak Desember nanti. Sebab, DPR sudah menemukan solusi untuk mengatasi persoalan ini, yaitu dengan melakukan revisi terbatas UU Pilkada.