Kamis 07 May 2015 08:23 WIB

Koran Rusia Salahkan Ukraina Atas Jatuhnya MH17

Rep: c36/ Red: Ani Nursalikah
Members of a group of international experts inspect wreckage at the site where the downed Malaysia Airlines flight MH17 crashed, near the village of Hrabove (Grabovo) in Donetsk region, eastern Ukraine August 1, 2014.
Foto: Reuters/Sergei Karpukhin
Members of a group of international experts inspect wreckage at the site where the downed Malaysia Airlines flight MH17 crashed, near the village of Hrabove (Grabovo) in Donetsk region, eastern Ukraine August 1, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW  -- Sebuah surat kabar investigasi Rusia, Nevaya Gazeta yang terbit Rabu (6/5) mengatakan jatuhnya pesawat Malaysian Airlines MH17 akibat tembakan rudal pasukan Ukraina. Laporan berdasarkan hasil invetigasi tersebut juga menyebut rudal yang digunakan buatan rusia.

Namun, hingga kini laporan tersebut belum bisa diverifikasi kebenarannya oleh Reuters. Meski demikian, laporan Nevaya Gazeta menambah teori  jatuhnya pesawat MH17.

Sebelumnya, teori yang paling banyak dipercaya publik adalah MH17 ditembak jatuh jet tempur Ukraina. Masing-masing pihak dalam konflik di timur Ukraina tetap saling menuduh terlibat dalam tragedi itu.

"Hal yang paling mungkin terjadi adalah  penerbangan MH17 hancur di udara sebagai dampak rudal BUK-M1, " demikian tulis Novaya Gazeta.

Laporan yang diterbitkan dalam satu surat kabar secara penuh tersebut sebagian besar didapat dari sumber terbuka. Laporan juga menyebutkan perkiraan posisi penembakan dan posisi penempatan rudal BUK.

Sebelumnya, jaksa Belanda juga memaparkan teori yang hampir sama. Dalam teori disebutkan, pesawat MH17 terkena rudal BUK yang ditembakkan dari daerah separatis.

Para pejabat Rusia, yang awalnya mengatakan, pesawat itu terkena jet tempur Ukraina menyangkal tuduhan NATO dan Ukraina bahwa Moskow telah membekali pemberontak dengan senjata berat dan tentara.

Novaya Gazeta, yang sering kritis terhadap pemerintahan Presiden Vladimir Putin ini mengatakan tampaknya ada laporan yang disusun oleh Rusia untuk dikirim kepada peneliti Belanda.

"Laporan ini tidak berakhir dan hal itu menimbulkan keraguan baru dan pertanyaan-pertanyaan baru," tulis koran tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement