REPUBLIKA.CO.ID, BENGKALIS -- Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saefuddin menyatakan saat ini kementerian yang ia pimpin terus berupaya dalam menyamakan penetapan awal Ramadhan, 1 Syawal dan Dzulhijjah (Idul Adha).
"Kami terus upayakan menyamakan cara pandang dalam memahami hilal," katanya saat kunjungan ke Bengkalis, Riau, Kamis Kemarin.
Untuk itu, ia menjelaskan langkah pertama yang diambil adalah menyamakan pemahaman tentang hilal dan kriteria hilal, termasuk bagaimana hilal itu dapat disaksikan.
Menurutnya selama ini yang membedakan penetapan awal Ramadhan, 1 Syawal dan Idul Adha adalah perbedaan pemahaman tentang hilal. Untuk itu, ia mengatakan telah mengunjungi Pengurus Pusat Muhammadiyah di Jogjakarta untuk melakukan silaturahmi dan Muzakarah dalam upaya menyatukan kalender hijriah antara PP Muhammadiyah dan pemerintah.
Sementara itu, ia mengatakan akan segera melakukan kunjungan yang sama ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam waktu dekat.
Lukman optimis dengan dilakukannya Muzakarah semacam ini maka dirinya optimis permasalahan perbedaan pandangan penetapan Ramadhan, 1 Syawal dan Dzulhijjah dapat segera terselesaikan.
Sebelumnya, Ormas Muhammadiyah telah menetapkan awal bulan puasa 1 Ramadhan 1436 tahun ini, yaitu jatuh pada Kamis, tanggal 18 Juni 2015.
Sementara itu, Idul Fitri 1 Syawal 1436 H bertepatan dengan hari Jumat, 17 Juli 2015. Penetapan awal puasa dan lebaran itu sesuai hasil telaah hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Metode telaah itu merupakan cara menetapkan awal puasa dan lebaran, termasuk Idul Adha, dengan ilmu perhitungan falak atau astronomi.