REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menteri Kehakiman Mesir Mahfouz Saber mengundurkan diri setelah masyarakat mendesak pemecatan karena menghina anak-anak pemulung, Senin (11/5).
Dilansir dari Al Arabiya, Saber mengundurkan diri setelah menghina anak-anak pemulung tidak akan bisa menjabat sebagai seorang hakim. Menurutnya, posisi hakim adalah status yag tinggi dan harus dijabat oleh seseorang yang berasal dari golongan orang-orang terhormat.
"Jika anak pemulung bekerja sebagai hakim akan mengalami depresi dan tidak akan mampu bertahan," ujarnya di stasiun televisi, Ahad (10/5).
Setelah Saber mengeluarkan pernyataan tersebut banyak kritik bermunculan di Twitter untuk segera memecatnya.
Seorang pengguna Twitter mengatakan seorang anak pemulung tidak dapat bekerja di lembaga pengadilan, tetapi mereka bisa tewas di Sinai untuk berjihad. Mantan Wakil Presiden Mohamed El Baradei mengatakan Deklarasi HAM menjamin kebebasan untuk memilih pekerjaan apapun.
"Ketika rasa keadilan meninggalkan negara, tidak ada lagi yang tersisa,"kicaunya di Twitter.
Pernyataan diskriminasi kelas yang dilakukan Saber bukan yang pertama di pengadilan Mesir. Sebanyak 138 pelamar kejaksaan ditolak karena ayah mereka belum memperoleh gelar sarjana pada 2014. Padahal Konstitusi Mesir melarang diskriminasi berdasarkan kelas atau jenis kelamin.