Rabu 13 May 2015 21:26 WIB

NU: Reshuffle Kabinet Jangan Karena Subjektivitas

Rep: C14/ Red: Bayu Hermawan
Gus Solah
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Gus Solah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), KH Salahuddin Wahid mengatakan kinerja Kabinet Kerja di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi) kurang baik di mata publik.

Hal itu, sebut adik mantan presiden RI Abdurrahman Wahid ini, bisa dilihat dari maraknya survey yang mencoba memetakan respons publik terhadap kinerja menteri-menteri pembantu Presiden Jokowi.

Lantaran itu, tokoh yang akrab disapa Gus Solah ini menilai reshuffle kabinet memang diperlukan. Namun, itu mesti didasarkan pada alasan yang objektif, bukan subjektivitas publik.

"Tapi tentunya tidak boleh didasarkan atas itu ya. Didasarkannya atas kinerja menteri. Tapi, beberapa menteri memang menurut saya sudah saatnya diganti," tegas KH Salahuddin Wahid saat ditemui usai acara diskusi di Salemba, Jakarta, pada Rabu (13/5).

Saat ditanya tentang siapa saja menteri yang menurutnya layak diganti atau digeser, Gus Solah enggan menjawab. Namun, dia memberikan sinyal, menteri pada bidang ekonomi dan hukum pantas dipertimbangkan untuk diganti.

"Di bidang ekonomi, ya. Hukum, kan banyak sekali masalah," ucapnya.

Meskipun demikian, lanjut dia, Presiden Jokowi sendiri harus yakin atas dasar penilaian yang objektif terhadap semua pembantunya di kabinet. Ini agar reshuffle diadakan bukan karena pencitraan semata, melainkan benar-benar kebutuhan untuk peningkatan kinerja kabinet.

"Walaupun pendapat publik mesti juga diperhatikan. Menteri yang baik juga nggak banyak itu. Nggak ada 10 dari survey-survey itu ya," tandasnya

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement