REPUBLIKA.CO.ID, Musa memutuskan untuk melihat lebih dalam keimanannya. Dengan demikian Musa menemukan kekurangan dalam agamanya sendiri (Yahudi).
Musa, mengisahkan dalam perjanjian lama, bagaimana Nabi Harun melakukan dosa yang mungkin lebih buruk. Sedangkan Harun hanya korban dari Samiri, si penyihir handal. Konon, saat itu Bani Israel gelisah menunggu Musa untuk kembali membawa wahyu dari Allah (Taurat) dari Gunung Sinai.
Pada saat situasi yang genting, muncullah seseorang dari kalangan mereka yang bernama Samiri berupaya untuk menjadi pemimpin Bani Israel. Samiri adalah seorang tukang sihir dan juga ahli membuat patung.
Samiri yang munafik berhasil menyesatkan kaum Nabi Musa. Ia membuat patung anak sapi. Patung ini terbuat dari emas yang telah dilebur. Kemudian, ia menyihirnya hinga patung anak sapi tersebut dapat berbicara.
Akhirnya, kaum Nabi Musa menyembah patung tersebut. Mereka bangga dan sangat gembira dengan Tuhan mereka yang baru. Ketika Nabi Musa datang melihat kaum Bani Israil menyambah patung tersebut, Musa Marah pada Harun.
Nabi Musa berpikir patung itu hasil karya dari Nabi Harun. kemudian Musa menemukan Samiri yang telah menciptakan patung itu. “Dari kisah tersbut banyak yang bisa dipelajari dari kisah ini. Pandangan saya tentang cerita ini sesuai dengan pandangan Islam bahwa Perjanjian Lama telah berubah selama bertahun-tahun,” tulis musa.