REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seseorang yang merupakan keturunan Yahudi di zaman Rasulullah SAW pernah menjadi pembantu untuk Nabi Muhammad SAW. Dia adalah seorang anak yang kemudian masuk Islam, setelah melihat kemuliaan akhlak Nabi SAW.
Dalam hadits yang diriwayatkan Anas bin Malik RA, terdapat gambaran mengenai betapa mulianya perilaku Nabi Muhammad SAW kepada seorang anak Yahudi. Dalam hadits tersebut dikatakan:
كانَ غُلَامٌ يَهُودِيٌّ يَخْدُمُ النبيَّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فَمَرِضَ، فأتَاهُ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يَعُودُهُ، فَقَعَدَ عِنْدَ رَأْسِهِ، فَقالَ له: أسْلِمْ، فَنَظَرَ إلى أبِيهِ وهو عِنْدَهُ فَقالَ له: أطِعْ أبَا القَاسِمِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فأسْلَمَ، فَخَرَجَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ وهو يقولُ: الحَمْدُ لِلَّهِ الذي أنْقَذَهُ مِنَ النَّارِ.
“Seorang anak Yahudi yang biasa melayani Nabi Muhammad SAW menderita sakit. Lalu Nabi SAW membesuknya, kemudian dia duduk di sisi kepalanya. Lalu berkata, "Masuk Islamlah."
Sang anak memandangi ayahnya yang ada di sisi kepalanya. Kemudian sang ayah berkata kepadanya, 'Taatilah Abal Qasim shallallaahu 'alaihi wa sallam. Maka anak tersebut masuk Islam. Lalu Rasulullah SAW keluar seraya berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari neraka." (HR Bukhari)
Hadits tersebut menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW memberikan contoh yang paling indah tentang belas kasih kepada sesama manusia, sekalipun mereka adalah Ahli Kitab. Nabi Muhammad SAW juga menunjukkan tekadnya untuk menuntun mereka ke dalam Islam.
Anak yang dimaksud dalam hadits itu ialah seorang anak laki-laki dengan usia mendekati usia baligh dan dia melayani Nabi Muhammad SAW. Suatu ketika, anak itu jatuh sakit, lalu Nabi SAW datang menjenguknya.
Kemudian Nabi SAW duduk di dekat kepala anak lelaki itu, dan diajaknya untuk memeluk Islam. Pandangan anak itu kepada ayahnya, menunjukkan bahwa dia memiliki rasa khawatir kepada sang ayah.
Lalu dijawablah oleh sang ayah sebagaimana ada dalam hadits tersebut. Abu Al Qasim adalah julukan Nabi Muhammad. Setelah itu anak tersebut masuk Islam dengan terlebih dulu mengucapkan kalimat syahadat.
Dari hadits itu, diketahui bahwa orang non-Muslim melakukan suatu pekerjaan untuk orang Muslim. Syaratnya, tidak ada kekhawatiran adanya tipu muslihat dari mereka. Hadits ini juga menunjukkan, datangnya Nabi SAW untuk membesuk merupakan alasan bagi anak Yahudi itu memeluk Islam.
Sumber: dorar.net