Jumat 15 May 2015 05:46 WIB

Jeb Bush Sebut Invasi AS ke Irak sebuah Kesalahan

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Julkifli Marbun
Jeb Bush (Kiri) dan Hillary Clinton (Kanan)
Foto: VOA
Jeb Bush (Kiri) dan Hillary Clinton (Kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, ARIZONA -- Kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republika Jeb Bush belakangan mengatakan suatu kesalahan untuk menginvasi Irak. Mantan Gubernur Florida itu menjelaskan posisinya pada perang yang dilakukan pada rezim kakaknya George W Bush.

 

Ia mengakhiri beberapa hari kebingungannya terkait kebijakan luar negeri saat berkampanye di Arizona pada Kamis.

 

Berkaca dari manfaat dari belakang, Bush mengatakan hal sebaliknya dari kebijakan yang diterapkan kakaknya tersebut. "Aku tidak akan pergi ke Irak,” ujar Bush seperti dikutip Tucson.com sebuah media di Arizona, Jumat (15/5).

 

Dalam wawancara awal pekan ini juga Bush menolak untuk mengatakan apakah ia akan meluncurkan invasi 2003 ke Irak jika ia berada di bawah Presiden George W. Bush. Kamis ini ia mengatakan invasi itu keputusan yang salah. Menurutnya, invasi hanya merusak kehidupan tentara Amerika yang tewas di sana.

 

Sebelumnya, Bush dibuat kerepotan oleh pernyataan salah satu mahasiswa University of Nevada Ivy Ziedrich, terkait pernyataannya mengenai ISIS. Awalnya Bush menyalahkan Presiden Barack Obama yang dinilai lemah dalam menerapkan kebijakan luar negeri sehingga berkembangnya kelompok Islam militan termasuk ISIS. Namun, pernyataan Bush itu kemudian dikonfrontasi oleh Ziedrich dengan mengatakan George W Bush lah yang menciptakan ISIS.

“Anda menyatakan bahwa ISIS diciptakan karena kurangnya kehadiran kita dan keluarnya kita dari Timur Tengah. Namun ancaman ISIS diciptakan oleh otoritas koalisi Irak yang menggulingkan seluruh pemerintah Irak, itu ketika 30 ribu orang yang merupakan bagian milite Irak dipaksa keluar. Mereka tidak punya pekerjaan, tidak punya penghasilan, namun mereka yang tersisa dengan akses ke semua senjata dan senjata yang sama. Kakakmu yang membuat ISIS," kata Ziedrich (19) seperti dikutip ABC NEWS, Kamis (14/5).

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement