REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- PBB menyeru Pemerintah Yaman untuk menghadiri konferensi, Rabu (20/5). Namun pemerintah Yaman yang berbasis di Riyadh dengan cepat menuntut mundurnya pemberontak Syiah yang didukung Iran dari wilayah yang dikuasainya sebagai prasyarat untuk mengikuti pembicaraan yang akan digelar pada 28 Mei di Jenewa.
"Kami tidak akan menghadiri pembicaraan kecuali syarat tadi terpenuhi," kata Menteri Luar Negeri Yaman Riad Yassine dilansir dari Arab News.
Yassine juga mengatakan pemerintah belum menerima undangan resmi. Bahkan, jika diundang pun, Yassine mengatakan pemerintah tidak akan menghadiri tanpa implementasi Resolusi Dewan Keamanan PBB.
Resolusi April memberlakukan embargo senjata pada pemberontak dan menuntut mereka menyerahkan wilayah yang mereka kuasai. "Kami tidak akan hadir jika tidak ada implementasibpenarikan dari Aden atau Taez," kata Yassine.
Sementara itu, Duta Besar Yaman untuk PBB Khaled Alyemany mengatakan, pembicaraan Jenewa bisa meyakinkan Houthi untuk menyerah dan apa yang mereka lakukan bisa menjadi bagian dari solusi.