REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi Faisal Basri menuding mantan Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa sebagai biang keladi kekacauan industri bauksit nasional. Faisal bahkan menyebut hal ini terkait Pemilu Presiden (Pilpres) 2014.
Hatta Rajasa pun langsung membantah tudingan tersebut. Melalui akun twitter @hattarajasa, ia menyebut tudingan itu sebagai fitnah. " Saya merasa perlu menjelaskan karena nama saya disebut. Penjelasan ini tentu baik bagi masyarakat, untuk mengetahui duduk masalahnya," ucap dia.
Ia menyatakan tak benar sebagai menko membuat kebijakan yang melarang ekspor mineral bauksit. Karena pelarangan itu adalah pengejawantahan dari perintah UU No 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara. Dimana harus dijalankan selambat-lambatnya 12 Januari 2014.
Perihal tuduhan keikusertaan di Pilpres 2014, Hatta menyebut tak ada hubungannya. Apalagi sampai dikaitkan dengan Perusahaan UC Rusal asal RUsia. "Saya tak bisa didikte asing untuk kepentingan nasional kita" tutur dia.
Secara pribadi, ia merasa bersyukur Indonesia bisa mengkonservasi, menata sumber daya mineral, dan tak lagi dijual dalam bentuk bahan mentah. Ia yakin putra-putri Indonesia mampu mengolah bahan mentah tersebut.