REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan partainya tidak memperoleh keuntungan apapun atas konflik dualisme kepengurusan yang terjadi pada Partai Golkar.
"Kami tidak pernah mengambil keuntungan politik dari konflik partai lain," katanya, Selasa (26/5).
Hasto mengatakan, PDI Perjuangan sebagai partai politik memiliki tugas bersama dengan partai politik lain untuk membangun kematangan demokrasi di Indonesia.
PDI Perjuangan, menurutnya, lebih memilih melakukan konsolidasi internal ketimbang memikirkan meraup manfaat dari gejolak yang terjadi dalam partai lain.
"Kami tidak mengambil manfaat atas persoalan yang terjadi di partai politik lain. Kami justru berharap mereka yang bersengketa dapat bertemu kemudian mengambil langkah terobosan, agar pilkada serentak dapat dilaksanakan sebaik-baiknya," tutur Hasto.
Atas dasar itu pula, Hasto menyampaikan keberatan atas tudingan yang dilancarkan sejumlah pihak bahwa kader PDI Perjuangan yang kini menjadi Menteri Hukum dan HAM yakni Yasonna Laoly melakukan politisasi dalam konflik Golkar.
"Terhadap tuduhan yang mengatakan ada politisasi yang dilakukan Pak Laoly, kami tidak setuju. Jangan karena konflik internal, lalu melakukan upaya-upaya termasuk melakukan 'down grade' dari legalitas yang dimiliki Pak Laoly," tegas Hasto.