Kamis 28 May 2015 14:33 WIB

Jelang Ramadhan, Harga Daging Ayam dan Bawang Merah Meroket

Rep: arie/ Red: Damanhuri Zuhri
Daging ayam yang dijual di pasar tradisional.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Daging ayam yang dijual di pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menjelang bulan suci Ramdhan 1436 Hijriyah, harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional mulai merangkak naik. Kenaikan terjadi pada komoditi daging ayam dan bawang merah.

Berdasarkan pantauan Republika, harga bawang merah naik 12,33 persen menjadi Rp 32.800 per kg dari semula Rp 29.200. Komoditas lainnya yang naik, adalah daging ayam broiler yang naik 6,71 persen dari semula Rp 29.800 menjadi Rp 31.800 per kilogram.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar, Ferry Sofwan, harga sejumlah barang kebutuhan pokok memang mengalami kenaikan. Terutama, daging ayam.

Hal ini diduga karena pedagang ingin memanfaatkan moment Ramadan. "Daging ayam naik karena cenderung jelang Ramadhan," ujar Ferry kepada wartawan, Kamis (27/5).

Ferry mengatakan, harga daging ayam naik akibat ulah pedagang. Sebab, harga ayam di tingkat peternak sebenarnya belum naik, masih berkisar Rp 14.000-15.000/ekor. Angka tersebut, masih dibawah Break event point (BEP) yang berkisar Rp 16.000-17.000/ekor.

Menurutnya, harga ayam naik juga disebabkan rantai penjualan ayam yang terlalu panjang. Ayam dari peternak dibeli pedagang besar, lalu dibeli oleh pedagang menengah, kemudian dibeli oleh pengecer. Setiap level pedagang mengambil margin sehingga harga daging ayam cenderung tinggi.

Selain itu, kata dia, harga daging ayam tinggi akibat sistem pembayaran yang bersifat kekeluargaan. Pedagang bisa membeli ayam dengan cara kredit sehingga akan memunculkan bunga yang membuat beban harga daging ayam bertambah.

"Harga daging ayam berakumulasi disebabkan banyak hal. Salah satunya pembayaran yang tidak cash," kata Ferry menerangkan.

Sementara soal kenaikan harga bawah merah, Ferry menilai hal ini bukan disebabkan menjelang Ramdhan. Harga bawang merah meroket akibat pasokan yang tersendat. Saat ini, komoditi bawang merah belum memasuki masa panen.

Pasokan menjadi semakin terbatas karena daerah penghasil bawah hanya sedikit. "Suplai bawang merah berkurang. Bawang merah hanya bisa tumbuh di daerah tertentu. Untuk di Jabar sendiri hanya ada di Cirebon dan Majalengka," katanya.

Melihat kondisi kenaikan harga daging ayam dan bawang ini, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk mencari komoditi subtitusi. Konsumen bisa mengganti daging ayam dengan daging ikan.

Ferry memperkirakan, kenaikan harga kebutuhan pokok hanya akan terjadi hingga awal Ramdhan. Menurut tren, harga akan turun di pertengahan Ramdhan. "Kebutuhan pokok akan naik lagi menjelang Lebaran," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement