REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Muhammadu Buhari diambil sumpahnya sebagai presiden baru Nigeria pada Jumat (29/5). Dalam upacara pengambilan sumpah itu Buhari berjanji akan mengatasi banyak masalah yang dihadapi negara itu, termasuk Boko Haram.
Tembakan sebanyak 21 kali terdengar di seantero Abuja, ibu kota Nigeria, setelah ia mengucapkan sumpah di depan kepala kehakiman negeri itu untuk memulai masa tugasnya selama empat tahun dengan kesulitan-kesulitan menghadang di depan.
Pemimpin baru itu, berbusana pakaian tradisional berwarna putih asal bagian utara yang mayoritas Muslim, mengatakan ia milik "siapa saja... dan bukan siapa-siapa" dan mengakui "tantangan-tentangan" di depan.
Tetapi ia mengatakan kepada khalayak,"Kita akan menghadapinya... kita jangan kehilangan harapan. Kita dapat mengatasi masalah-masalah kita."
Ia menambahkan,"Pemerintah baru penuh keinginan baik dan harapan tinggi. Mari kita sama-sama mengatasinya."
Presiden yang baru dilantik itu juga menyebut Boko Haram kelompok "tak punya pikiran, dan tak bertuhan dan jauh dari Islam sebagaimana orang bisa berpikir", sementara menjanjikan usaha-usaha membebaskan sandera, termasuk anak-anak yang diculik dari sekolah mereka di Chibok tahun lalu.
Mantan penguasa militer itu -- kedua di Nigeria setelah Olusegun Obasanjo menjadi presiden terpilih -- menghadapi beberapa krisis mulai dari ekonomi hingga pemberontakan Boko Haram.
Pelantikan itu berlangsung dalam 32 tahun setelah ia merebut kekuasaan dalam suatu kudeta militer.
Sebelum mengambil sumpah, ia berjabat tangan dengan presiden terpilih yang ia gulingkan pada 1983, Shehu Shagari, dan jenderal yang menggulingkannya 20 bulan kemudian Ibrahim Babangida.