REPUBLIKA.CO.ID, PORT LOUIS -- Pemerintah Mauritius menunjuk Ameenah Gurib-Fakim sebagai presiden baru negara kepulauan di Samudera Hindia itu. Ameenah Gurib-Fakim menjadi perempuan pertama yang memegang jabatan tersebut.
Penunjukan Gurib-Fakim, seorang peneliti dan pakar biologi yang dikenal dunia internasional, harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan parlemen, yang dijadwalkan akan mengeluarkan keputusan pada Kamis (4/6).
Oposisi sebelumnya mengatakan akan mendukung penunjukan tersebut sehingga pemungutan suara hanya menjadi sebuah formalitas.
Pelantikan Gurib-Fakim diperkirakan akan berlangsung pada Jumat (5/6), kata para pejabat.
Gurib-Fakim saat ini menjabat sebagai direktur Centre for Phytotheraphy Research (CEPHYR), yang melakukan penelitian terkait tanaman-tanaman untuk kosmetik, gizi dan terapi.
Ia adalah lulusan universitas Exeter dan Surrey di Inggris serta ketua departemen kimia organik di Universitas Mauritius dan pernah bekerja untuk Bank Dunia serta lembaga-lembaga internasional lainnya.
"Saya akan terus bekerja dalam aspek ilmu pengetahuan, tapi dengan cara yang berbeda," katanya kepada para wartawan setelah pencalonannya oleh pemerintah.