REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pelemahan ekonomi yang terjadi pada kuartal I tahun 2015 telah berdampak pada pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Namun, geliat tersebut belum dirasakan di Sumatra Barat (Sumbar).
"Belum ada pengaruhnya di sini akibat pelemahan ekonomi. Belum ada kegiatan PHK di sini," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumbar, Muzakir Aziz di Padang, Selasa (2/6).
Sebab, ia menjelaskan, tidak banyak industri-industri yaang berada di Sumbar. Sehingga, jika ada PHK, tidak ada yang menonjol seperti yang terjadi di Pulau Jawa.
Namun Muzakir meminta kepada pemerintah, untuk segera mengantisipasi gejolak tersebut. Ia menuturkan, salah satu upaya untuk menanggulangi pelemahan ekonomi di daerah yaitu, pemerintah setempat harus menjaga laju inflasi. Sebab, menurutnya inflasi akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.
"(Antisipasi) kembali lagi, kebijakan pemerintah nanti. Tapi antisipasinya (juga) harus pemerintah," ujar Muzakir menambahkan.
Sebelumnya, Pelemahan ekonomi yang terjadi pada kuartal I tahun 2015 berdampak buruk bagi para pekerja. Ratusan ribu pekerja harus menanggung nasib pahit karena mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
Kondisi tersebut di antaranya dialami pekerja tambang, tekstil, alas kaki, dan ritel. Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Indonesia (APBI) Pandu Sjahrir mengungkapkan, setidaknya 40 persen dari pekerja pertambangan terpaksa diputus kontrak kerjanya.