Rabu 03 Jun 2015 10:31 WIB

David Ginola Semakin Mantap Calonkan Diri Atas Mundurnya Blatter

Rep: C35/ Red: Winda Destiana Putri
Kantor Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).
Foto: Reuters
Kantor Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).

REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Atas kabar yang tersiar tentang mundurnya Sepp Blatter dari jabatannya sebagai presiden FIFA, David Ginola mantap untuk mencalonkan diri untuk menggantikan Blatter.

Pejabat sepak bola dunia asal Swiss ini resmi mengundurkan diri pada Selasa (2/6) waktu Swiss menyusul mencuatnya mega skandal korupsi di FIFA baru-baru ini.

Sebelumnya, David Ginola ini sempat turut serta dalam pemilihan sebagai upaya menggulingkan Blatter, namun karena kendala persyaratan administrasi dimana ia harus memenuhi dukungan dari minimal lima federasi sepak bola di seluruh dunia, dan sayang sekali dia belum dapat memenuhinya. Ditambah lagi dengan satu pendukung kontroversialnya, sang juru taruhan, Paddy Power. Sehingga dia akhirnya mengundurkan diri.

Meskipun ia menyadari bahwa dana yang ia miliki tidak banyak, ia tetap yakin bahwa dirinya akan terpilih dan memimpin FIFA periode ini. Sedangkan kongres luar biasa dan pemilihan akan mengambil jadwal antara Desember hingga Maret.

"Ya tentu saja saya akan mencalonkan diri. Sebenarnya saya sudah mencalonkan diri sejak Januari lalu, namun saya tidak mendapat dukungan", katanya kepada LBC seperti dikutip Goal pada Rabu (3/6).

Mantn pemain penting di dunia sepak bola tersebut mengaku betapa sulitnya mencari dukungan dari federasi sepak bola dari seluruh dunia. Namun ia yakin seiring berjalannya waktu, sepekan demi sepekan, hingga bulan depan ia bisa mendapatkannya. Karena ia akan menjanjikan era baru.

Mantan pemain sayap Tottenham dan New Castle ini juga menyadari bahwa perspektif dari mantan pemain itu juga penting, karena presiden baru harus memiliki pengalaman bermain (sepak bola) sebelumnya. Dimana Michel Platini dan Luis Figo sangat potensial untuk meneruskan tahta Blatter di FIFA.

Ketika ditanya terkait pandangan mantan pemain yang harus dipertimbangkan, ia mengemukakan bahwa sebuah keharusan untuk dekat dengan apa yang dicintai, dalam hal ini sepak bola, dan juga jiwa muda mereka yang patut dipertahankan untuk menjaga sepak bola untuk tetap bersih.

"Kami ingin melihat sesuatu yang bisa diambil sebagai contoh dan FIFA dan sepak bola harus bisa dijadikan sebagai contoh," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement