Rabu 03 Jun 2015 11:05 WIB
Asian Conference of Religions for Peace

Wapres Ingatkan Pentingnya Saling Menghargai Antarumat Beragama

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bayu Hermawan
Mantan ketua umum Golkar Jusuf Kalla mendamaikan Agung Laksono dan Aburizal Bakrie.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Mantan ketua umum Golkar Jusuf Kalla mendamaikan Agung Laksono dan Aburizal Bakrie.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka acara Asian Conference of Religions for Peace (ACRP) di Gedung Merdeka, Bandung, Rabu (3/6). Dalam kesempatan ini, ia menekankan pentingnya memupuk rasa saling menghormati dan menghargai antar keyakinan sehingga tercipta perdamaian.

Prinsip saling menghormati inilah yang mendorong Indonesia menjadi negara damai.

"Kami menghormati dan bekerja sama satu sama lain. Untuk saling memahami dan menciptakan keharmonisan serta perdamaian," kata JK saat memberikan sambutan dalam acara ini di Bandung, Rabu (3/6).

Menurutnya, kelompok ekstrim hanyalah muncul di negara yang gagal. Konflik yang saat ini banyak terjadi di negara Timur Tengah pun bukan disebabkan oleh permasalahan agama. Namun, lebih disebabkan oleh permasalahan sistem di negara tersebut. Ia menjelaskan, permasalahan yang memicu munculnya kelompok ekstrim yakni permasalahan politik dan ekonomi.

"Kenapa ISIS terjadi di Irak dan Suriah? Karena disana itu negara gagal dan hancur. Jadi dengan mudah warganya mau bergabung ke kelompok ekstrim," jelasnya.

Ia pun mencontohkan kondisi yang sama pernah terjadi di dalam negeri. Seperti konflik di Aceh yang bukan disebabkan oleh masalah agama, namun dipicu oleh permasalahan ekonomi seperti pembagian kekayaan alam.

"Dengan agama itu mudah menciptakan solidaritas. Tapi ketika kami menerapkan aturan syariah, tetap saja masih ada konflik. Kemudian diciptakanlah sistem baru yang membawa pada perdamaian," kata Kalla. 

Begitu juga dengan konflik yang terjadi pada etnis Rohingya. Menurut Kalla, konflik Rohingya lebih disebabkan oleh permasalahan politik, ekonomi, serta latar belakang sejarah. Ia pun menekankan, konflik ini bukan terjadi karena latar belakang agama.

Acara yang digelar selama dua hari ini (3-4/6) dihadiri oleh 250 peserta dari berbagai negara. Dalam acara ini turut dihadiri Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, serta Din Syamsuddin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement