Jumat 05 Jun 2015 15:44 WIB

Houthi Setuju Lakukan Pembicaraan Damai di Jenewa

Rep: C07/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Militan Houthi yang kini menguasai Yaman.
Foto: AP Photo
Militan Houthi yang kini menguasai Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -  Seorang pejabat senior dari militan Houthi mengatakan mereka akan menghadiri pembicaraan damai dengan mediasi PBB di Jenewa pada (14/6).

 “Kelompok kami akan berpartisipasi dalam pembicaraan Jenewa dan mendukung tanpa prasyarat upaya PBB untuk mengatur dialog Yaman-Yaman,” ujar Pejabat Senior Houthi, Daifallah al-Shami dilansir dari Reuters, Kamis (4/6).

Arab Saudi dan sekutunya melancarkan serangan sejak dua bulan lalu untuk melawan kelompok pemberontak Houthi di Yaman. Serangan tersebut dilakukan agar Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi bisa kembali berkuasa di Yaman. Sekitar 2 ribu orang telah tewas dan setengah juta menjadi pengungsi akibat pertempuran.

Kantor berita Saba mengatakan pada Rabu dan Kamis serangan udara Saudi telah menewaskan sekitar 58 orang di seluruh Yaman. Sebanyak 48 orang merupakan perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangan  tersebut karena berada di rumah mereka di jantung Houthi di pedesaan jauh di utara perbatasan Arab Saudi.

Kepala Dewan Revolusi Pemberontak Houthi Mohammed al-Houthi mengatakan kepada AP menyesalkan serangan udara yang terus dilakukan Arab Saudi dan sekutunya. Menurutnya Houthi akan datang ke Jenewa menghadiri pembicaraan perdamaian yang ditengahi PBB, guna mengakhiri perang saudara tersebut.

“Dialog adalah hal yang mendasar bagi kami. Kami tidak keberatan. Apa yang terjadi hari ini adalah kebalikannya. Koalisilah yang menolak pembicaraan dan berusaha menggagalkannya,” ujar Houthi.

Sebelumnya, pembicaraan Jenewa ditunda tanpa diumumkannya jadwal baru. Namun, Duta Besar Yaman untuk PBB, Khaled Alyemany, pembicaraan akan dimulai 14 Juni dan pengumuman resminya akan dikeluarkan dalam waktu dekat.

Utusan PBB untuk Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed, mengungkapkan butuh berminggu-minggu ia lakukan untuk menggalang bagi perundingan perdamaian di Jenewa. Ia bahkan harus bolak-balik ke ibukota Houthi yang dikuasai dan pemerintah Yaman yang diasingkan di Riyadh serta ibukota regional Yaman lainnya.

Politisi Yaman mengatakan perwakilan dari presiden lama Ali Abdullah Saleh juga akan menerima undangan PBB ke pembicaraan, tapi itu faksi pemberontak selatan, yang juga mengendalikan sejumlah bagian Yaman, tampaknya tidak akan diundang.

sumber : AP/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement