REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan selama 28 tahun yang lalu Angkutan berbasis rel, Mass Rapid Transit (MRT) tak pernah dibangun. Sebab, Gubernur sebelumnya dianggap tak mau mengambil pusing karena jabatannya tak akan lama.
"Justru saya pikir kenapa MRT 28 tahun nggak dibangun-bangun, karena jabatan politis hanya lima tahun. Pembangunan ini makan waktu lebih dari lima tahun," kata Ahok sapaan akrab Basuki di Balai Kota Jakarta, Selasa (9/6).
Ia mengatakan meski tanpa pembangunan pun jalan di Jakarta akan terus bertambah kemacetan. Populasi kendaraan di Jakarta diakuinya telah meningkat. "Kamu diam saja tambah macet kok. Populasi kendaraan sudah 17 juta di Jakarta. Bangun jalan berapa pun nggak akan selesai kecuali anda bangun transportasi massal berbasis rel," kata mantan politisi Gerindra ini.
Adapun pembangunan MRT di targetkan akan rampung pada 2018 untuk koridor Selatan menuju utara tahap pertama. Pada tahap pertama terdapat 13 stasiun MRT yang menyambungkan antara Lebak Bulus menuju Bundaran Hotel Indonesia.
Di antaranya Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, Sisingamangaraja, Bundaran Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas dan Bundaran HI. Jalur yang dibangun untuk tahap pertama berbeda, ada yang menggunakan jalur bawah tanah dan ada pula yang menggunakan jalaur layang. Untuk jalaur bawah tanah yakni dari Bundaran Senayan sampai Bundaran HI dengan panjang 5,9 kilometer.