REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Para pejihad dari kelompok Negara Islam (IS) meledakkan sebuah pipa saluran, yang mengalirkan gas alam dari Suriah timur ke daerah-daerah di pinggiran ibu kota Damaskus, pada Rabu (10/6) pagi, kata sebuah kelompok pemantau. Kelompok Syrian Observatory for Human Rights mengatakan IS meledakkan pipa saluran itu di dekat bandar udara militer T-4 di bagian timur provinsi tengah Homs, tak lama setelah tengah malam.
"Pipa saluran ini sebelumnya digunakan untuk mengalirkan gas ke daerah-daerah pinggiran Damaskus dan Homs untuk membangkitkan listrik serta menyediakan pemanas di rumah-rumah para warga," kata kepala Observatory Rami Abdel Rahman.
IS telah menguasai sejumlah ladang minyak dan gas di provinsi Homs, yang paling baru adalah saat berlangsungnya serangan ke kota kuno Palmyra. Ladang-ladang tersebut merupakan kunci peperangan bagi pemerintah Suriah, yang bertumpu pada ladang tersebut untuk membangkitkan listrik di daerah-derah yang kurang kendali. "Pukulan apapun terhadap cadangan gas rezim itu menjadi hal penting karena sumber-sumber yang dimilikinya sangat sedikit," kata Abdel Rahman.
Sementara IS telah menggunakan ladang-ladangan minyak yang dikuasainya untuk mendapatkan pemasukan dana, kegiatan memproses gas alam lebih sulit, menurut Yezid Sayigh, seorang pengulas di Pusat Timur Tengah Carnegie di Beirut. Tindakan meledakkan pipa-pipa saluran gas menunjukkan bahwa "permainan yang digunakan saat ini adalah penguasaan sumber-sumber utama pemerintahan," tulis Sayigh.
Pasukan pemerintah kehilangan kendali Palmyra, yang dikuasai IS pada 21 Mei, dan melepaskan wilayah-wilayah lainnya di bagian barat daya kota pada hari-hari berikutnya. Mereka juga sudah mundur dari sebagian besar provinsi Idlib di Suriah barat laut, tempat koalisi pemberontak, termasuk saingan pejihad, Front Al-Nusra, telah menghimpun kendalinya.