REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Tidak jelas apakah rencana baru AS mengirim ratusan prajurit ke Irak untuk membantu mengalahkan kelompok fanatik ISIS adalah tindakan yang tepat untuk memberi dorongan bagi pasukan Irak di lapangan.
Sebagian orang Irak di Baghdad menerima strategi baru Presiden AS Barack Obama dengan keraguan. Pada Rabu (10/6), Gedung Putih mengumumkan Obama mensahkan pengerahan sebanyak 450 lagi prajurit Amerika untuk melatih tentara Irak memerangi kelompok IS.
Keputusan Obama tersebut tampaknya dilandasi kenyataan meskipun serangan udara dilancarkan setiap hari terhadap posisi ISIS, pasukan keamanan Irak sejauh ini gagal membendung gerak maju kelompok itu.
Selain itu, setahun telah berlalu dan pasukan Irak juga telah gagal merebut Kota Mosul di bagian utara negeri itu dari tangan ISIS. Sebelumnya, jatuhnya Ramadi ke tangan petempur ISIS pada 17 Mei mendorong Menteri Pertahanan AS Ashton Carter menuduh pasukan keamanan Irak kurang memiliki keinginan berperang di Kota Ramadi.
"Apa yang tampaknya terjadi ialah pasukan Irak tak memperlihatkan keinginan untuk bertempur," kata Carter, Jumat.
Ia menambahkan tentara Irak dengan cepat mundur dan meninggalkan banyak kendaraan buatan AS, termasuk beberapa tank yang kini diduga berada di tangan ISIS.