Rabu 17 Jun 2015 14:38 WIB

Jokowi Diminta Pilih Dirjen Pemasyarakatan yang Bersih

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Angga Indrawan
Presiden Joko Widodo didampingi Menag Lukman Hakim Saifuddin (kiri) memberikan Keterangan Pers terkait penurunan Biaya Perjalanan Ibadah Haji Tahun 2015 di Istana Merdeka. Jakarta, Rabu (27/5).
Foto: Antara/Setpres/Rifki
Presiden Joko Widodo didampingi Menag Lukman Hakim Saifuddin (kiri) memberikan Keterangan Pers terkait penurunan Biaya Perjalanan Ibadah Haji Tahun 2015 di Istana Merdeka. Jakarta, Rabu (27/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Alhabsyi meminta Presiden Joko Widodo memilih Dirjen Pemasyarakatan (PAS) dengan rekam jejak yang bersih. Hal itu untuk menghindari potensi masalah yang terjadi di depan terutama terkait kasus hukum.

"Butuh orang bersih dan luar biasa yang sanggup menghadapi tantangan dan mengelola lembaga pemasyarakatan," kata dia kepada Republika, Rabu (17/6).

Anggota DPR dari Fraksi PKS itu mengatakan, Dirjen PAS harus diisi oleh sosok yang benar-benar profesional tapi tetap tak mengenyampingkan rekam jejak. Sebab, kata dia, Dirjen PAS adalah 'kursi panas' yang tak boleh diisi oleh orang sembarangan.

Di sisi lain, Aboe menyesalkan kurang transparannya proses seleksi calon Dirjen PAS. Menkumham Yasonna Laoly yang tiba-tiba mengusulkan lima nama ke Presiden dianggap tidak mencerminkan transparansi. Harusnya, kata dia, proses seleksi harus bisa diakses oleh publik pada setiap tahapannya.

Aboe menambahkan, pemilihan Dirjen PAS oleh Jokowi juga harus akuntabel atau bisa dipertanggung jawabkan baik secara yuridis maupun moral. "Kalau itu semua tidak dilakukan, mungkin publik akan berspekulasi mengenai adanya orang titipan atau kandidat yang sudah dipersiapkan," ujar Aboe.

Seperti diketahui, lima nama calon Dirjen PAS sudah diusulkan Yasonna kepada Presiden. Lima nama itu kini di meja Jokowi untuk segera dipilih guna mengisi tempat yang saat ini masih dijabat oleh seorang pelaksana tugas.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement