REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pekan ini pecinta sepak bola nasional dikejutkankan dengan pengakuan mantan pelatih Persipur Purwodadi, Gunawan. Pria yang pernah tertangkap tangan berpesta sabu-sabu di salah satu hotel di Jawa Tengah itu mengungkapkan kompetisi Divisi Utama (DU) sudah tidak sehat. Sebab hampir 50 persen peserta DU dikendalikan oleh mafia sepak bola.
Tidak hanya itu, mantan klubnya, Persipur Purwodadi dikendalika oleh bandar besar asal Malaysia, Jawahir Saliman. Tidak tanggung-tanggung Jawahir mengendalikan klub peserta DU itu selama satu musim, tahun 2013. Sehingga pengaturan skor tersebut merusak persepakbolaan Indonesia. "Namanya, Jawahir Saliman, biasa dipanggil Mr Sam. Dia yang merusak sepak bola Indonesia," kata Gunawan saat memberikan testimoni di restoran 3 Wise Monkey, Jakarta beberapa waktu lalu.
Gunawan menambahkan, semua elemen mulai dari tukang cuci baju sampai pemain Persipur Purwodadi sendiri diimingi-imingi oleh manajer tim. Sehingga pemain tak bisa berkutik untuk menolak permintaan mafia bola tersebut. Gunawan mengindikasikan, pertandingan yang disisipi oleh bandar, tidak akan terjadi gol selama 20 menit awal. Kemudian akan terjadi gol pada menit ke-80 ke atas, dan rata-rata terjadi gol pada menit ke-85.
Di mata Gunawan, Jawahir Saliman adalah mafia sepak bola yang sudah lihai. Operasi pengaturan skor Jawahir tak meninggalkan jejak. Sebab, ia tak pernah menggunakan transfer antarbank untuk membayar target operasi suap. Gunawan sendiri sering bertemu pria asal negeri Jiran Malaysia itu, di saat pertandingan yang sudah dikondisikan olehnya. Menurutnya, Jawahir sendiri merupakan mantan penggawa Tim Nasional Malaysia. Sehingga tak heran jika sangat mengenal dunia si kulit bundar.
Tidak banyak informasi seputar sosok Jawahir Saliman. Saat masih aktif di lapangan hijau, Jawahir merupakan pemain dengan posisi bek tengah. Dia sempat bermain satu tim dengan arsitek Timnas Malaysia saat ini, Dollah Salleh di ajang Piala Asian Games 1994 silam. Di tingkat klub, Jawahir membela salah satu klub Liga Malaysia, Terengganu FA.
Sebenarnya, pada tahun 1994 Jawahir sudah terlbat pengaturan skor. Saat itu induk organisasi sepak bola Malaysia meminta Trengganu FA agar mencabut nama Jawahir dari daftar skuad. Lantaran terlibat pengaturan skor, kala klubnya sedang melakoni babak perempat final FA Cup Malaysia. Selain itu, impas dari pengaturan skor tersebut, Jawahir dijatuhi sanksi oleh induk sepak bola Malaysia, FAM.
Hukuman disiplin yang diterima Jawahir tidak hanya diberi berupa hukuman skorsing. Tapi juga dia dicoret dari daftar skuat Timnas Harimau Malayaa untuk kualifiaksi Olimpiade tahun 1996 lalu. Peristiwa pengaturan skor yang terjadi 21 tahun lalu itu membut karir Jawahir di dunia sepak bola telah hilang.